Jumat, 30 April 2010

Sejarah awal Kerajaan Hindu Buddha
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di
pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Taruma menguasai Jawa Barat sekitar
tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.
Lihat pula: Sejarah Nusantara.
Pada masa Renaisans Eropa, Jawa dan Sumatra telah
mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dan
sepanjang dua kerajaan besar.
Zaman pra-sejarah
Migrasi manusia purba masuk ke wilayah Nusantara terjadi para rentang waktu antara
100.000 sampai 160.000 tahun yang lalu sebagai bagian dari migrasi manusia purba "out of
Africa". Selanjutnya kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi, perpindahan besar-besaran masuk
ke kepulauan Nusantara (imigrasi) dilakukan oleh ras Austronesia dari Yunan dan mereka
menjadi nenek moyang suku-suku di wilayah Nusantara bagian barat. Mereka datang dalam 2
gelombang kedatangan yaitu sekitar tahun 2.500 SM dan 1.500 SM.
Bangsa nenek moyang ini telah memiliki peradaban yang cukup baik, mereka paham cara
bertani yang lebih baik, ilmu pelayaran bahkan astronomi. Mereka juga sudah memiliki sistem
tata pemerintahan sederhana serta memiliki pemimpin (raja kecil). Kedatangan imigran dari
India pada abad-abad akhir Sebelum Masehi memperkenalkan kepada mereka sistem tata
pemerintahan yang lebih maju (kerajaan). Tokoh Dewawarman adalah orang pertama yang
memperkenalkan model tata pemerintahan yang lebih maju itu. Dewawarman melanjutkan
dan memajukan wilayah kekuasaan tokoh Aki Tirem.
Kerajaan Salakanagara
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Salakanagara, berdasarkan Naskah Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun
sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan
paling awal yang ada di Nusantara.
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre
oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang.
Raja pertama Salakanagara bernama Dewawarman yang berasal dari India. Ia mula-mula
menjadi duta negaranya (India) di Pulau Jawa. Kemudian Dewawarman menjadi menantu Aki
Tirem atau Sang Aki Luhurmulya. Istrinya atau anak Aki Tirem bernama Pwahaci Larasati.
Saat menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I ini dinobatkan dengan nama Prabhu
Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara. Rajatapura adalah ibukota
Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman
(dari Dewawarman I - VIII).
Sementara Jayasinghawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman
VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara
karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya.
Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan
beralih dari Rajatapura ke Tarumangara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan
Daerah.
[sunting] Referensi
Ayatrohaedi: Sundakala, Cuplikan Sejarah Sunda Berdasar
Naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Pustaka Jaya,
2005.
[sunting] Garis waktu kerajaan-kerajaan di Jawa Barat/Banten
Naskah Wangsakerta
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Naskah Wangsakerta adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun
oleh Pangeran Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta". Menurut isi
Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara parwa (bagian) V sarga (jilid/naskah) 5 yang berupa
daftar pustaka, setidaknya perpustakaan Kesultanan Cirebon mengoleksi 1703 judul naskah,
yang 1213 di antaranya berupa karya Pangeran Wangsakerta beserta timnya.
Naskah kontroversial ini kini tersimpan di Museum Sejarah Sunda "Sri Baduga" di Bandung.[1]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Panitia Wangsakerta
2 Karya Panitia Wangsakerta
3 Kontroversi
4 Catatan kaki
5 Rujukan
[sunting] Panitia Wangsakerta
Dalam pengantar setiap naskah Wangsakerta selalu diinformasikan mengenai proses
dibuatnya naskah-naskah tersebut. Panitia--yang dipimpin oleh Pangéran--Wangsakerta ini
dimaksudkan untuk memenuhi permintaan/amanat ayahnya, Panembahan Girilaya, agar
Pangeran Wangsakerta menyusun naskah kisah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Panitia
didirikan untuk mengadakan suatu gotrasawala (simposium/seminar) antara para ahli
(sajarah) dari seluruh Nusantara, yang hasilnya disusun dan ditulis menjadi naskah-naskah
yang sekarang dikenal sebagai Naskah Wangsakerta. Gotrasawala ini berlangsung pada
tahun 1599 Saka (1677 M), sedangkan penyusunan naskah-naskahnya menghabiskan waktu
hingga 21 tahun (selesai 1620 Saka, 1698 M).
[sunting] Karya Panitia Wangsakerta
Naskah-naskah yang dihasilkan oleh Panitia Wangsakerta bisa digolongkan menjadi
beberapa judul:
Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara
Pustaka Pararatwan
Pustaka Carita Parahyangan i Bhumi Jawa Kulwan
Pustaka Nagarakretabhumi
Pustaka Samastabhuwana
Salinan kitab-kitab hukum Majapahit
Kumpulan carita, katha, dan itihasa
Pustaka mengenai raja desa dan raja kecil
Salinan beberapa naskah Jawa Kuna
Mahabharata
Kumpulan kathosana
Salinan prasasti
Salinan surat-surat perjanjian persahabatan
Naskah mengenai cerita para pedagang
Naskah dalam berbagai bahasa daerah lain dan bahasa asing
Kumpulan widyapustaka (aneka ilmu)
Pustaka keislaman
Sarwakrama raja-raja Salakanagara
Sarwakrama raja-raja Tarumanagara
Sarwakrama raja-raja Galuh dan Pajajaran
Sarwakrama raja-raja Galuh
Sarwakrama raja-raja Jawa Tengah dan Timur
Raja-raja dan pembesar Majapahit
Raja-raja dan pembesar Bali
Raja-raja dan pembesar Janggala dan Kadiri
Raja-raja dan pembesar Sriwijaya
Raja-raja daerah Bali, Kadiri, dan Janggala
Salinan naskah-naskah karya Prapanca
[sunting] Kontroversi
Ditemukannya naskah Wangsakerta pada awal tahun 1970-an, selain menimbulkan
kegembiraan dan kekaguman akan kelengkapannya, untuk beberapa pihak justru
menimbulkan keraguan dan kecurigaan, bahkan ada yang menduga bahwa naskah ini aspal
(asli tapi palsu). Di antara alasan-alasan yang meragukan naskah ini, yaitu:
terlalu historis, isinya tidak umum sebagaimana naskah-naskah
sezaman (babad, kidung, tambo, hikayat);
cocoknya isi naskah dengan karya-karya sarjana Barat (J.G. de
Casparis, N.J. Krom, Eugene Dubois, dsb.), sehingga ada
dugaan bahwa naskah ini disusun dengan merujuk pada karya
para ahli tersebut (tidak dibuat abad ke-17);
[sunting
[sunting
Kera
Dari Wik
Prasast
Taruma
bagian
di Nusa
beralira
g] Catat
g] Rujuk
ajaan
kipedia Indo
i Tugu di M
anagara a
barat pada
antara yang
an Wisnu.
tan kak
kan
Tarum
onesia, ensi
useum Nas
tau Tarum
a abad ke-4
g diketahui
keadaan
menunju
dan tulis
umumny
ki
1. ^ Res
2. ^ Kon
Huma
Ayatroh
berdasar
Pustaka
Edi S. E
Pustaka
manag
iklopedia be
sional
ma adalah s
hingga a
i. Dalam ca
n fisik naska
ukkan nask
annya kas
ya.[2]
sensi buku
ndisi fisik na
aniora XIV:2
aedi. 2005
rkan naska
Jaya, Jaka
kajati. 200
Jaya, Jaka
gara
ebas berbah
sebuah ker
abad ke-7 M
atatan, kera
ah (kertas/
kah yang di
ar, tidak se
"Jejak Nask
askah sudah
20-26
5. Sundaka
ah-naskah
arta. ISBN
05. Polemik
arta. ISBN
hasa Indone
rajaan yang
M, yang me
ajaan Taru
/daluang, ti
ijadikan ruj
eperti nask
kah Pangera
h diteliti. Lih
ala: cuplika
"Panitia W
979-419-3
k Naskah P
979-419-3
esia.
g pernah b
erupakan s
umanagara
inta, bangu
jukan meru
kah lama pa
an Wangsa
hat Lubis (20
an sejarah S
Wangsakerta
330-5
Pangeran W
329-1
berkuasa di
salah satu k
a adalah ke
unan aksar
upakan sali
ada
kerta"
002).
Sunda
a" Cirebon
Wangsaker
i wilayah Ja
kerajaan te
erajaan Hin
ra)
inan
.
rta.
awa
ertua
ndu
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
1.1 Prasasti
􀂃 1.1.1 Prasasti Pasir Muara
􀂃 1.1.2 Prasasti Ciaruteun
􀂃 1.1.3 Prasasti Telapak Gajah
􀂃 1.1.4 Prasasti lain
1.2 Naskah Wangsakerta
􀂃 1.2.1 Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta
2 Lihat pula
3 Rujukan
4 Bacaan selanjutnya
5 Garis waktu kerajaan-kerajaan di Jawa Barat/Banten
[sunting] Sejarah
Bila menilik catatan prasasti, tidak ada penjelasan yang pasti siapa yang mendirikan pertama
kal kerajaan Taruma. Raja yang berkuasa adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia
memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar
11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan
1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.
[sunting] Prasasti
1. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917),
ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea,
Bogor
2. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa
Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang
disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya
menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh
Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh
Purnawarman pada tahun ke-22 masa
pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan
gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir
yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman,
dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang, ditemukan di
aliran Sungai Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak,
Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi
pujian kepada Raja Purnawarman.
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
7. Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor
Lahan tempat prasasti itu ditemukan berbentuk bukit rendah berpermukaan datar dan diapit
tiga batang sungai: Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat itu masih
dilaporkan dengan nama Pasir Muara. Dahulu termasuk bagian tanah swasta Ciampea.
Sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang.
Kampung Muara tempat prasasti Ciaruteun dan Telapak Gajah ditemukan, dahulu merupakan
sebuah "kota pelabuhan sungai" yang bandarnya terletak di tepi pertemuan Cisadane dengan
Cianten. Sampai abad ke-19 jalur sungai itu masih digunakan untuk angkutan hasil
perkebunan kopi. Sekarang masih digunakan oleh pedagang bambu untuk mengangkut
barang dagangannya ke daerah hilir.
Prasasti pada zaman ini menggunakan aksara Sunda kuno, yang pada awalnya merupakan
perkembangan dari aksara tipe Pallawa Lanjut, yang mengacu pada model aksara Kamboja
dengan beberapa cirinya yang masih melekat. Pada zaman ini, aksara tersebut belum
mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah
(lontar) abad ke-16.
[sunting] Prasasti Pasir Muara
Di Bogor, prasasti ditemukan di Pasir Muara, di tepi sawah, tidak jauh dari prasasti Telapak
Gajah peninggalan Purnawarman. Prasasti itu kini tak berada ditempat asalnya. Dalam
prasasti itu dituliskan :
ini sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i kawihaji panyca
pasagi marsa-n desa barpulihkan haji su-nda
Terjemahannya menurut Bosch:
Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun
(Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan
begara dikembalikan kepada raja Sunda.
Karena angka tahunnya bercorak "sangkala" yang
mengikuti ketentuan "angkanam vamato gatih" (angka
dibaca dari kanan), maka prasasti tersebut dibuat dalam
tahun 458 Saka atau 536 Masehi.
[sunting] Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditemukan pada aliran Sungai
Ciaruteun, seratus meter dari pertemuan sungai tersebut
dengan Sungai Cisadane; namun pada tahun 1981
diangkat dan diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini
peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa, berbahasa
Sansekerta. Isinya adalah puisi empat baris, yang
berbunyi:
vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah
tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam
Terjemahannya menurut Vogel:
Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu
ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur
Purnawarman penguasa Tarumanagara.
Selain itu, ada pula gambar sepasang "pandatala"
(jejak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan
&mdash& fungsinya seperti "tanda tangan" pada
zaman sekarang. Kehadiran prasasti
Purnawarman di kampung itu menunjukkan
bahwa daerah itu termasuk kawasan
kekuasaannya. Menurut Pustaka Rajyarajya i
Bhumi Nusantara parwa II, sarga 3, halaman 161,
di antara bawahan Tarumanagara pada masa
pemerintahan Purnawarman terdapat nama
"Rajamandala" (raja daerah) Pasir Muhara.
[sunting] Prasasti Telapak Gajah
Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang
telapak kaki gajah yang diberi keterangan satu
baris berbentuk puisi berbunyi:
jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya
vibhatidam padadavayam
Terjemahannya:
Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang
cemerlang seperti Airawata kepunyaan penguasa
Tarumanagara yang jaya dan berkuasa.
Menurut mitologi Hindu, Airawata adalah
nama gajah tunggangan Batara Indra
dewa perang dan penguawa Guntur.
Menurut Pustaka Parawatwan i Bhumi
Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah
perang Purnawarman diberi nama
Airawata seperti nama gajah tunggangan
Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera
Kerajaan Tarumanagara berlukiskan
rangkaian bunga teratai di atas kepala
gajah. Demikian pula mahkota yang
dikenakan Purnawarman berukiran
sepasang lebah.
Ukiran bendera dan sepasang lebah itu
dengan jelas ditatahkan pada prasasti
Ciaruteun yang telah memancing
perdebatan mengasyikkan di antara para
ahli sejarah mengenai makna dan nilai
perlambangannya. Ukiran kepala gajah
bermahkota teratai ini oleh para ahli
diduga sebagai "huruf ikal" yang masih
belum terpecahkan bacaaanya sampai
sekarang. Demikian pula tentang ukiran
sepasang tanda di depan telapak kaki
ada yang menduganya sebagai lambang
labah-labah, matahari kembar atau
kombinasi surya-candra (matahari dan
bulan). Keterangan pustaka dari Cirebon
tentang bendera Tarumanagara dan
ukiran sepasang "bhramara" (lebah)
sebagai cap pada mahkota Purnawarman
dalam segala "kemudaan" nilainya
sebagai sumber sejarah harus diakui
kecocokannya dengan lukisan yang
terdapat pada prasasti Ciaruteun.
[sunting] Prasasti lain
Di daerah Bogor, masih ada satu lagi
prasasti lainnya yaitu prasasti batu
peninggalan Tarumanagara yang terletak
di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir
Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Pada
bukit ini mengalir (sungai) Cikasungka.
Prasasti inipun berukiran sepasang
telapak kaki dan diberi keterangan
berbentuk puisi dua baris:
shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura
tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara
fedyavikyatavammo tasyedam - padavimbadavyam
arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam -
bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.
Terjemahannya menurut Vogel:
Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang
tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah
Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh
panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak
telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan
benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan
kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi
merupakan duri bagi musuh-musuhnya.
[sunting] Naskah
Wangsakerta
Penjelasan tentang
Tarumanagara cukup jelas di
Naskah Wangsakerta.
Sayangnya, naskah ini
mengundang polemik dan
banyak pakar sejarah yang
meragukan naskah-naskah ini
bisa dijadikan rujukan sejarah.
Pada Naskah Wangsakerta dari
Cirebon itu, Tarumanegara
didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun
358, yang kemudian digantikan
oleh putranya,
Dharmayawarman (382-395).
Jayasingawarman dipusarakan
di tepi kali Gomati, sedangkan
putranya di tepi kali Candrabaga.
Maharaja Purnawarman adalah
raja Tarumanagara yang ketiga
(395-434 M). Ia membangun
ibukota kerajaan baru pada
tahun 397 yang terletak lebih
dekat ke pantai. Dinamainya
kota itu Sundapura--pertama
kalinya nama "Sunda"
digunakan.
Prasasti Pasir Muara yang
menyebutkan peristiwa
pengembalian pemerintahan
kepada Raja Sunda itu dibuat
tahun 536 M. Dalam tahun
tersebut yang menjadi penguasa
Tarumanagara adalah
Suryawarman (535 - 561 M)
Raja Tarumanagara ke-7.
Pustaka Jawadwipa, parwa I,
sarga 1 (halaman 80 dan 81)
memberikan keterangan bahwa
dalam masa pemerintahan
Candrawarman (515-535 M),
ayah Suryawarman, banyak
penguasa daerah yang
menerima kembali kekuasaan
pemerintahan atas daerahnya
sebagai hadiah atas
kesetiaannya terhadap
Tarumanagara. Ditinjau dari segi
ini, maka Suryawarman
melakukan hal yang sama
sebagai lanjutan politik ayahnya.
Rakeyan Juru Pengambat yang
tersurat dalam prasasti Pasir
Muara mungkin sekali seorang
pejabat tinggi Tarumanagara
yang sebelumnya menjadi wakil
raja sebagai pimpinan
pemerintahan di daerah
tersebut. Yang belum jelas
adalah mengapa prasasti
mengenai pengembalian
pemerintahan kepada Raja
Sunda itu terdapat di sana?
Apakah daerah itu merupakan
pusat Kerajaan Sunda atau
hanya sebuah tempat penting
yang termasuk kawasan
Kerajaan Sunda?
Baik sumber-sumber prasasti
maupun sumber-sumber Cirebon
memberikan keterangan bahwa
Purnawarman berhasil
menundukkan musuhmusuhnya.
Prasasti Munjul di
Pandeglang menunjukkan
bahwa wilayah kekuasaannya
mencakup pula pantai Selat
Sunda. Pustaka Nusantara,
parwa II sarga 3 (halaman 159 -
162) menyebutkan bahwa di
bawah kekuasaan Purnawarman
terdapat 48 raja daerah yang
membentang dari Salakanagara
atau Rajatapura (di daerah Teluk
Lada Pandeglang) sampai ke
Purwalingga (sekarang
Purbolinggo) di Jawa Tengah.
Secara tradisional Cipamali (Kali
Brebes) memang dianggap
batas kekuasaan raja-raja
penguasa Jawa Barat pada
masa silam.
Kehadiran Prasasti
Purnawarman di Pasir Muara,
yang memberitakan Raja Sunda
dalam tahun 536 M, merupakan
gejala bahwa Ibukota Sundapura
telah berubah status menjadi
sebuah kerajaan daerah. Hal ini
berarti, pusat pemerintahan
Tarumanagara telah bergeser ke
tempat lain. Contoh serupa
dapat dilihat dari kedudukaan
Rajatapura atau Salakanagara
(kota Perak), yang disebut
Argyre oleh Ptolemeus dalam
tahun 150 M. Kota ini sampai
tahun 362 menjadi pusat
pemerintahan Raja-raja
Dewawarman (dari
Dewawarman I - VIII).
Ketika pusat pemerintahan
beralih dari Rajatapura ke
Tarumangara, maka
Salakanagara berubah status
menjadi kerajaan daerah.
Jayasingawarman pendiri
Tarumanagara adalah menantu
Raja Dewawarman VIII. Ia
sendiri seorang Maharesi dari
Salankayana di India yang
mengungsi ke Nusantara karena
daerahnya diserang dan
ditaklukkan Maharaja
Samudragupta dari Kerajaan
Magada.
Suryawarman tidak hanya
melanjutkan kebijakan politik
ayahnya yang memberikan
kepercayaan lebih banyak
kepada raja daerah untuk
mengurus pemerintahan sendiri,
melainkan juga mengalihkan
perhatiannya ke daerah bagian
timur. Dalam tahun 526 M,
misalnya, Manikmaya, menantu
Suryawarman, mendirikan
kerajaan baru di Kendan, daerah
Nagreg antara Bandung dan
Limbangan, Garut. Putera tokoh
Manikmaya ini tinggal bersama
kakeknya di ibukota
Tarumangara dan kemudian
menjadi Panglima Angkatan
Perang Tarumanagara.
Perkembangan daerah timur
menjadi lebih berkembang ketika
cicit Manikmaya mendirikan
Kerajaan Galuh dalam tahun 612
M.
Tarumanagara sendiri hanya
mengalami masa pemerintahan
12 orang raja. Pada tahun 669,
Linggawarman, raja
Tarumanagara terakhir,
digantikan menantunya,
Tarusbawa. Linggawarman
sendiri mempunyai dua orang
puteri, yang sulung bernama
Manasih menjadi istri Tarusbawa
dari Sunda dan yang kedua
bernama Sobakancana menjadi
isteri Dapuntahyang Sri
Jayanasa pendiri Kerajaan
Sriwijaya. Secara otomatis, tahta
kekuasaan Tarumanagara jatuh
kepada menantunya dari putri
sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara
berakhir dengan beralihnya tahta
kepada Tarusbawa, karena
Tarusbawa pribadi lebih
menginginkan untuk kembali ke
kerajaannya sendiri, yaitu Sunda
yang sebelumnya berada dalam
kekuasaan Tarumanagara. Atas
pengalihan kekuasaan ke Sunda
ini, hanya Galuh yang tidak
sepakat dan memutuskan untuk
berpisah dari Sunda yang
mewarisi wilayah Tarumanagara.
[sunting] Raja-raja
Tarumanagara menurut
Naskah Wangsakerta
Raja-raja Tarumanegara
No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669
[sunting] Lihat pula
Kerajaan Salakanagara
Sejarah Sunda
Naskah Wangsakerta
Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara
[sunting] Rujukan
Sundapura
[sunting] Bacaan selanjutnya
Ayatrohaedi, 2005, Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah "Panitia
Wangsakerta" Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya. ISBN 979-419-330-5
Saleh Danasasmita, 2003, Nyukcruk sajarah Pakuan Pajajaran jeung Prabu Siliwangi.
Bandung: Kiblat Buku Utama. ISBN
Yoseph Iskandar, 1997, Sejarah Jawa Barat: yuganing rajakawasa. Bandung: Geger Sunten.
[sunting] Garis waktu kerajaan-kerajaan di Jawa Barat/Banten
Kerajaan Kutai Martadipura
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
(Dialihkan dari Kerajaan Kutai)
Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia
Tenggara. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang
menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada
prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit
informasi yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.
Daftar isi
[tampilkan]
[sunting] Sejarah
[sunting] Yupa
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / Tugu dalam upacara pengorbanan yang berasal dari
abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam
menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa
raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam
yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada brahmana.
[sunting] Mulawarman
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Nama Mulawarman dan
Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sansekerta bila dilihat dari cara
penulisannya. Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke
Indonesia. Kudungga sendiri diduga belum menganut agama Hindu.
[sunting] Aswawarman
Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga
diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang
artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah
Mulawarman.
Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa
pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah
kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup
sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi
dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya. Bahkan, di tahun 1365,
sastra Jawa Negarakartagama hanya menyebutkannya secara sepintas lalu.
[sunting] Berakhir
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.
Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kesultanan Kutai
Kartanegara. Kutai Kartanegara adalah kesultanan Islam.
[sunting] Nama-Nama Raja Kutai
1. Maharaja Kudungga
2. Maharaja Asmawarman
3. Maharaja Mulawarman Nala Dewa
4. Maharaja Sri Aswawarman
5. Maharaja Marawijaya Warman
6. Maharaja Gajayana Warman
7. Maharaja Tungga Warman
8. Maharaja Jayanaga Warman
9. Maharaja Nalasinga Warman
10. Maharaja Nala Parana Tungga
11. Maharaja Gadingga Warman Dewa
12. Maharaja Indra Warman Dewa
13. Maharaja Sangga Warman Dewa
14. Maharaja Singa Wargala Warman Dewa
15. Maharaja Candrawarman
16. Maharaja Prabu Mula Tungga Dewa
17. Maharaja Nala Indra Dewa
18. Maharaja Indra Mulya Warman Dewa
19. Maharaja Sri Langka Dewa
20. Maharaja Guna Parana Dewa
21. Maharaja Wijaya Warman
22. Maharaja Indra Mulya
23. Maharaja Sri Aji Dewa
24. Maharaja Mulia Putera
25. Maharaja Nala Pandita
26. Maharaja Indra Paruta Dewa
27. Maharaja Dharma Setia
[sunting] Referensi
Buku Salasilah Kutai terbitan Bagian Humas Pemerintah Daerah
Tingkat II Kutai (1979) yang naskahnya berasal dari buku De
Kroniek van Koetei karangan C.A. Mees (1935). Sementara
buku C.A. Mees sendiri bersumber dari naskah kuno dalam
tulisan huruf Arab karya Tuan Chatib Muhammad Tahir pada 21
Dzulhijjah 1285 Hijriah.
[sunting] Pranala luar
Sumbe
Kera
Dari Wik
Peta be
akhir ab
Kerajaa
di wilay
hingga
Kerajaa
kerajaa
Kerajaa
pemerin
pendap
Walaup
budaya
selatan
atau sa
Kebera
Namun
dan beb
r juga dapa
ajaan
kipedia Indo
eberapa kera
bad ke-12.
an Sriwija
yah Kepula
abad ke-1
an Singasa
an taklukan
an Majapah
ntahannya
pat lain yan
pun pada m
a yang besa
n, dan seba
astra sama
adaannya m
n demikian,
berapa ban
at dilihat di
Sriwij
onesia, ensi
ajaan di Asi
ya dikenal
auan Nusan
2. Setelah
ari dari Jaw
n tetanggan
hit, sebelum
kemungki
ng menyeb
masa kebes
ar, meliput
agian Filipin
sekali, kec
malah bany
banyak di
ngunan ya
i situs web
(en)http
jaya
iklopedia be
a Tenggara
sebagai k
ntara bagia
didahului s
wa yang me
nya, Keraja
m akhirnya
nan besar
utkan Ligo
sarannya d
i Indonesia
na, kerajaa
cuali beber
yak diketah
temukan p
ng dibuat d
Royal Ark
p://www.4d
ebas berbah
a, termasuk
erajaan ma
an barat da
serbuan da
elemahkan
aan Melayu
a benar-ben
di sekitar P
or di Semen
diketahui m
a bagian ba
an ini sama
rapa prasa
hui dari tulis
peninggalan
dari batu ba
k:
dw.net/roya
hasa Indone
Sriwijaya (d
aritim yang
ari abad keari
Kerajaa
kekuatan
u Jambi da
nar runtuh
Palembang
nanjung Ma
memiliki pen
arat, Seme
a sekali tida
sti batu ata
san-tulisan
n-peningga
ata.
alark/Indon
esia.
dieja Srivijay
g pernah be
-7 (bahkan
an Chola da
militernya,
n bertahan
pada abad
g, Sumatra
alaya seba
ngaruh pol
enanjung M
ak meningg
au keping t
n musafir T
alan berupa
esia/kutai2
ya pada gam
erdiri secar
n mungkin s
ari India Se
Sriwijaya
n hingga be
d ke-14. Pu
a, meskipun
agai pusatn
itik, ekonom
Malaya, Sia
galkan nas
tembaga.
Tiongkok da
a benda-be
2.htm
mbar ini), pa
ra indepen
sebelumny
elatan dan
menjadi
erdirinya
usat
n ada
nya.
mi, dan
m bagian
skah tulisan
an Arab.
enda keram
ada
den
ya)
n
mik
[sunting] Catatan-catatan mengenai Sriwijaya
Berikut ini adalah beberapa sumber sejarah yang diketahui berkaitan dengan Sriwijaya:
[sunting] Berbahasa Sanskerta atau Tamil
- Prasasti Ligor di Thailand
- Prasasti Kanton di Kanton
- Prasasti Siwagraha
- Prasasti Nalanda di India
- Piagam Leiden di India
- Prasasti Tanjor
- Piagam Grahi
- Prasasti Padang Roco
- Prasasti Srilangka
[sunting] Sumber berita Tiongkok
- Kronik dari Dinasti Tang
- Kronik Dinasti Sung
- Kronik Dinasti Ming
- Kronik Perjalanan I Tsing
- Kronik Chu-fan-chi oleh Chau Ju-kua
- Kronik Tao Chih Lio oleh Wang Ta Yan
- Kronik Ling-wai Tai-ta oleh Chou Ku Fei
- Kronik Ying-yai Sheng-lan oleh Ma Huan
[sunting] Prasasti berbahasa Melayu Kuna
- Prasasti Kedukan Bukit tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang
- Prasasti Talang Tuo tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang
- Prasasti Telaga Batu abad ke-7 Masehi di Palembang
- Prasasti Palas Pasemah abad ke-7 Masehi di Lampung Selatan
- Prasasti Karang Brahi abad ke-7 Masehi di Jambi
- Prasasti Kota Kapur tanggal 28 Februari 686 Masehi di P. Bangka
- Prasasti Sojomerto abad ke-7 Masehi di Pekalongan - Jawa Tengah
[sunting] Pengaruh budaya
Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh budaya agama Hindu dan
kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di Srivijaya pada
tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana. Rajaraja
Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melewati perdagangan dan penaklukkan dari
kurun abad ke-7 hingga abad ke-9.
Kerajaan Sriwijaya juga membantu menyebarkan kebudayaan Melayu ke seluruh Sumatra,
Semenanjung Melayu, dan pulau Kalimantan bagian Barat.
Pada masa yang sama, agama Islam memasuki Sumatra melalui Aceh yang telah tersebar
melalui hubungan dengan pedagang Arab dan India. Pada tahun 1414 pangeran terakhir
Sriwijaya, Parameswara, memeluk agama Islam dan berhijrah ke Semenanjung Malaya dan
mendirikan Kesultanan Melaka.
Agama Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana disebarkan di pelosok
kepulauan nusantara dan Palembang menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Pada
tahun 1017, 1025, dan 1068, Sriwijaya telah diserbu raja Chola dari kerajaan
Colamandala(India) yang mengakibatkan hancurnya jalur perdagangan. Pada serangan
kedua tahun 1025, raja Sri Sanggramawidjaja Tungadewa ditawan. Pada masa itu juga,
Sriwijaya telah kehilangan monopoli atas lalu-lintas perdagangan Tiongkok-India. Akibatnya
kemegahan Sriwijaya menurun. Kerajaan Singasari yang berada di bawah naungan Sriwijaya
melepaskan diri. Pada tahun 1088, Kerajaan Melayu Jambi, yang dahulunya berada di bawah
naungan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya taklukannya. Kekuatan kerajaan Melayu Jambi
berlangsung hingga dua abad sebelum akhirnya melemah dan takluk di bawah Majapahit.
[sunting] Referensi
[sunting] Pranala luar
(id)Kerajaan Sriwijaya di MelayuOnline.com
Kerajaan di Sumatera[ Tampilkan ]
Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sungai
Kerajaa
Kerajaa
ibukota
perjalan
mengen
Bogor b
prasast
masa S
Daftar i
[tampilka
[sunting
[sunting
Tarusb
kedudu
Taruma
zaman
M, ia m
oleh W
untuk m
Dengan
Tarusb
Citarum me
an Sunda
an Taruma
a kerajaan (
nan dari Pe
nai kebera
banyak ber
ti di daerah
Sri Jayabup
isi
an]
g] Berdi
g] Pemb
awa yang
ukan mertu
anagara pa
Purnawarm
mengganti n
retikanday
memisahka
n dukungan
awa supay
enjadi pemb
dan Keraj
nagara. Da
Dayo, dar
elabuhan K
daan kedu
rcerita tent
h Sukabum
pati.
rinya k
agian T
berasal da
anya yaitu
ada zaman
man yang
nama Taru
yun, pendiri
an diri dari
n Kerajaan
ya wilayah
batas antara
jaan Galuh
alam catata
ri bahasa S
Kalapa yan
ua kerajaan
ang Keraja
mi bercerita
erajaan
Taruman
ari Kerajaan
Linggawa
nya sudah
berkedudu
managara
i Kerajaan
kekuasaan
n Kalingga
Tarumana
a Kerajaan S
h adalah du
an perjalan
Sunda daye
ng terletak d
n ini juga te
aan Sunda
tentang ke
n Sunda
nagara
n Sunda Sa
rman raja T
h sangat me
ukan di pura
menjadi K
Galuh dan
n Tarusbaw
di Jawa Te
gara dipec
Sunda dan K
ua kerajaa
nan Tome P
euh, kota) K
di muara S
erdapat pad
sebagai p
eadaan Ke
a dan G
ambawa, d
Tarumanag
enurun, ia
rasaba (ibu
Kerajaan Su
n masih kel
wa.
engah, Wre
cah dua. Du
Kerajaan Ga
n yang me
Pires (1513
Kerajaan S
Sungai Ciliw
da beberap
ecahan Ta
erajaan Sun
Galuh
di tahun 66
gara yang
ingin meng
kota) Sund
unda. Peris
uarga kera
etikandayu
ukungan in
aluh.
erupakan p
3), disebut
Sunda terle
wung. Kete
pa prasasti
arumanaga
nda sampa
9 M mengg
terakhir. K
gembalikan
dapura. Da
stiwa ini dij
ajaan Tarum
n menuntu
ni dapat ter
ecahan da
kan bahwa
etak dua ha
erangan
i. Prasasti
ara, sedang
ai dengan
gantikan
Karena pam
n keharuma
alam tahun
adikan alas
manegara,
ut kepada
rjadi karena
ari
a
ari
di
gkan
mor
an
670
san
,
a
putera mahkota Galuh bernama Mandiminyak, berjodoh dengan Parwati puteri Maharani
Shima dari Kalingga. Dalam posisi lemah dan ingin menghindari perang saudara, Tarusbawa
menerima tuntutan Galuh. Di tahun 670 M, wilayah Tarumanagara dipecah menjadi dua
kerajaan; yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai
batasnya.
Lihat pula: Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Kalingga.
[sunting] Lokasi ibukota Sunda
Maharaja Tarusbawa kemudian mendirikan ibukota kerajaan yang baru di daerah pedalaman
dekat hulu Sungai Cipakancilan.[1] Dalam Carita Parahiyangan, tokoh Tarusbawa ini hanya
disebut dengan gelarnya: Tohaan di Sunda (Raja Sunda). Ia menjadi cakal-bakal raja-raja
Sunda dan memerintah sampai tahun 723 M.
Sunda sebagai nama kerajaan tercatat dalam dua buah prasasti batu yang ditemukan di
Bogor dan Sukabumi. Kehadiran Prasasti Jayabupati di daerah Cibadak sempat
membangkitkan dugaan bahwa Ibukota Kerajaan Sunda terletak di daerah itu. Namun dugaan
itu tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah lainnya. Isi prasasti hanya menyebutkan larangan
menangkap ikan pada bagian Sungai Cicatih yang termasuk kawasan Kabuyutan Sanghiyang
Tapak. Sama halnya dengan kehadiran batu bertulis Purnawarman di Pasir Muara dan Pasir
Koleangkak yang tidak menunjukkan letak ibukota Tarumanagara.
[sunting] Keterlibatan Kalingga
Karena putera mahkota wafat mendahului Tarusbawa, maka anak wanita dari putera mahkota
(bernama Tejakancana) diangkat sebagai anak dan ahli waris kerajaan. Suami puteri ini
adalah cicit Wretikandayun bernama Rakeyan Jamri, yang dalam tahun 723 menggantikan
Tarusbawa menjadi Raja Sunda ke-2. Sebagai penguasa Kerajaan Sunda ia dikenal dengan
nama Prabu Harisdarma dan setelah menguasai Kerajaan Galuh dikenal dengan nama
Sanjaya.
Sebagai ahli waris Kalingga, Sanjaya kemudian juga menjadi penguasa Kalingga Utara yang
disebut Bumi Mataram (Mataram Kuno) dalam tahun 732 M. Kekuasaan di Jawa Barat
diserahkannya kepada puteranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias
Rakeyan Panaraban. Ia adalah kakak seayah Rakai Panangkaran, putera Sanjaya dari
Sudiwara puteri Dewasinga Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara.
[sunting] Prasasti Jayabupati
[sunting] Isi prasasti
Telah diungkapkan di awal bahwa nama Sunda sebagai kerajaan tersurat pula dalam prasasti
yang ditemukan di daerah Sukabumi. Prasasti ini terdiri atas 40 baris sehingga memerlukan
empat (4) buah batu untuk menuliskannya. Keempat batu bertulis itu ditemukan pada aliran
Sungai Cicatih di daerah Cibadak, Sukabumi. Tiga ditemukan di dekat Kampung Bantar
Muncang, sebuah ditemukan di dekat Kampung Pangcalikan. Keunikan prasasti ini adalah
disusun dalam huruf dan bahasa Jawa Kuno. Keempat prasasti itu sekarang disimpan di
Museum Pusat dengan nomor kode D 73 (dari Cicatih), D 96, D 97 dan D 98. Isi ketiga batu
pertama (menurut Pleyte):
D 73 :
//O// Swasti shakawarsatita 952 karttikamasa tithi dwadashi
shuklapa-ksa. ha. ka. ra. wara tambir. iri- ka diwasha nira
prahajyan sunda ma-haraja shri jayabhupati jayamana- hen
wisnumurtti samarawijaya shakalabhuwanamandaleswaranindita
harogowardhana wikramottunggadewa,
ma-
D 96 :
gaway tepek i purwa sanghyang tapak ginaway denira shri
jayabhupati prahajyan sunda. mwang tan hanani baryya
baryya shila. irikang lwah tan pangalapa ikan sesini lwah.
Makahingan sanghyang tapak wates kapujan i hulu, i sor
makahingan ia sanghyang tapak wates kapujan i
wungkalagong kalih matangyan pinagawayaken pra-sasti
pagepageh. mangmang sapatha.
D 97 :
sumpah denira prahajyan sunda. lwirnya nihan.
Terjemahan isi prasasti, adalah sebagai
berikut:
Selamat. Dalam tahun Saka 952 bulan Kartika tanggal 12
bagian terang, hari Hariang, Kaliwon, Ahad, Wuku Tambir.
Inilah saat Raja Sunda Maharaja Sri Jayabupati
Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya
Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana
Wikramottunggadewa, membuat tanda di sebelah timur
Sanghiyang Tapak. Dibuat oleh Sri Jayabupati Raja Sunda.
Dan jangan ada yang melanggar ketentuan ini. Di sungai ini
jangan (ada yang) menangkap ikan di sebelah sini sungai
dalam batas daerah pemujaan Sanghyang Tapak sebelah
hulu. Di sebelah hilir dalam batas daerah pemujaan
Sanghyang Tapak pada dua batang pohon besar. Maka
dibuatlah prasasti (maklumat) yang dikukuhkan dengan
Sumpah.
Sumpah yang diucapkan oleh Raja
Sunda lengkapnya tertera pada
prasasti keempat (D 98). Terdiri dari
20 baris, intinya menyeru semua
kekuatan gaib di dunia dan disurga
agar ikut melindungi keputusan raja.
Siapapun yang menyalahi ketentuan
tersebut diserahkan
penghukumannya kepada semua
kekuatan itu agar dibinasakan
dengan menghisap otaknya,
menghirup darahnya,
memberantakkan ususnya dan
membelah dadanya. Sumpah itu
ditutup dengan kalimat seruan, I
wruhhanta kamung hyang kabeh
(ketahuilah olehmu parahiyang
semuanya).
[sunting] Tanggal prasasti
Tanggal pembuatan Prasasti
Jayabupati bertepatan dengan 11
Oktober 1030. Menurut Pustaka
Nusantara, Parwa III sarga 1, Sri
Jayabupati memerintah selama 12
tahun (952 - 964) saka (1030 -1042
M). Isi prasasti itu dalam segala hal
menunjukkan corak Jawa Timur.
Tidak hanya huruf, bahasa dan gaya,
melainkan juga gelar raja yang mirip
dengan gelar raja di lingkungan
Keraton Darmawangsa. Tokoh Sri
Jayabupati dalam Carita
Parahiyangan disebut dengan nama
Prabu Detya Maharaja. Ia adalah
raja Sunda ke-20 setalah Maharaja
Tarusbawa.
[sunting] Penyebab
perpecahan
Telah diungkapkan sebelumnya,
bahwa Kerajaan Sunda adalah
pecahan Tarumanagara. Peristiwa
itu terjadi tahun 670 M. Hal ini
sejalan dengan sumber berita
Tiongkok yang menyebutkan bahwa
utusan Tarumanagara yang terakhir
mengunjungi negeri itu terjadi tahun
669 M. Tarusbawa memang
mengirimkan utusan yang
memberitahukan penobatannya
kepada Kaisar Tiongkok dalam tahun
669 M. Ia sendiri dinobatkan pada
tanggal 9 bagian-terang bulan Jesta
tahun 591 Saka, kira-kira bertepatan
dengan tanggal 18 Mei 669 M.
[sunting] Sanna dan
Purbasora
Tarusbawa adalah sahabat baik
Bratasenawa alis Sena (709 - 716
M), Raja Galuh ketiga. Tokoh ini juga
dikenal dengan Sanna, yaitu raja
dalam Prasasti Canggal (732 M),
sekaligus paman dari Sanjaya.
Persahabatan ini pula yang
mendorong Tarusbawa mengambil
Sanjaya menjadi menantunya.
Bratasenawa alias Sanna atau Sena
digulingkan dari tahta Galuh oleh
Purbasora dalam tahun 716 M.
Purbasora adalah cucu
Wretikandayun dari putera
sulungnya, Batara Danghyang Guru
Sempakwaja, pendiri kerajaan
Galunggung. Sedangkan Sena
adalah cucu Wretikandayun dari
putera bungsunya, Mandiminyak,
raja Galuh kedua (702-709 M).
Sebenarnya Purbasora dan Sena
adalah saudara satu ibu karena
hubungan gelap antara Mandiminyak
dengan istri Sempakwaja. Tokoh
Sempakwaja tidak dapat
menggantikan kedudukan ayahnya
menjadi Raja Galuh karena ompong.
Sementara, seorang raja tak boleh
memiliki cacat jasmani. Karena
itulah, adiknya yang bungsu yang
mewarisi tahta Galuh dari
Wretikandayun. Tapi, putera
Sempakwaja merasa tetap berhak
atas tahta Galuh. Lagipula asal-usul
Raja Sena yang kurang baik telah
menambah hasrat Purbasora untuk
merebut tahta Galuh dari Sena.
Dengan bantuan pasukan dari
mertuanya, Raja Indraprahasta,
sebuah kerajaan di daerah Cirebon
sekarang, Purbasora melancarkan
perebutan tahta Galuh. Sena
akhirnya melarikan diri ke Kalingga,
ke kerajaan nenek isterinya,
Maharani Shima.
[sunting] Sanjaya dan
Balangantrang
Sanjaya, anak Sannaha saudara
perempuan Sena, berniat menuntut
balas terhadap keluarga Purbasora.
Untuk itu ia meminta bantuan
Tarusbawa, sahabat Sena.
Hasratnya dilaksanakan setelah
menjadi Raja Sunda yang
memerintah atas nama isterinya.
Sebelum itu ia telah menyiapkan
pasukan khusus di daerah Gunung
Sawal atas bantuan Rabuyut Sawal,
yang juga sahabat baik Sena.
Pasukan khusus ini langsung
dipimpin Sanjaya, sedangkan
pasukan Sunda dipimpin Patih
Anggada. Serangan dilakukan
malam hari dengan diam-diam dan
mendadak. Seluruh keluarga
Purbasora gugur. Yang berhasil
meloloskan diri hanyalah menantu
Purbasora, yang menjadi Patih
Galuh, bersama segelintir pasukan.
Patih itu bernama Bimaraksa yang
lebih dikenal dengan Ki
Balangantrang karena ia merangkap
sebagai senapati kerajaan.
Balangantrang ini juga cucu
Wretikandayun dari putera kedua
bernama Resi Guru Jantaka atau
Rahyang Kidul, yang tak bisa
menggantikan Wretikandayun karena
menderita "kemir" atau hernia.
Balangantrang bersembunyi di
kampung Gègèr Sunten dan dengan
diam-diam menghimpun kekuatan
anti Sanjaya. Ia mendapat dukungan
dari raja-raja di daerah Kuningan dan
juga sisa-sisa laskar Indraprahasta,
setelah kerajaan itu juga dilumatkan
oleh Sanjaya sebagai pembalasan
karena dulu membantu Purbasora
menjatuhkan Sena.
Sanjaya mendapat pesan dari Sena,
bahwa kecuali Purbasora, anggota
keluarga Keraton Galuh lainnya
harus tetap dihormati. Sanjaya
sendiri tidak berhasrat menjadi
penguasa Galuh. Ia melalukan
penyerangan hanya untuk
menghapus dendam ayahnya.
Setelah berhasil mengalahkan
Purbasora, ia segera menghubungi
uwaknya, Sempakwaja, di
Galunggung dan meminta beliau
agar Demunawan, adik Purbasora,
direstui menjadi penguasa Galuh.
Akan tetapi Sempakwaja menolak
permohonan itu karena takut kalaukalau
hal tersebut merupakan
muslihat Sanjaya untuk melenyapkan
Demunawan.
Sanjaya sendiri tidak bisa
menghubungi Balangantrang karena
ia tak mengetahui keberadaannya.
Akhirnya Sanjaya terpaksa
mengambil hak untuk dinobatkan
sebagai Raja Galuh. Ia menyadari
bahwa kehadirannya di Galuh kurang
disenangi. Selain itu sebagai Raja
Sunda ia sendiri harus berkedudukan
di Pakuan. Untuk pimpinan
pemerintahan di Galuh ia
mengangkat Premana Dikusuma,
cucu Purbasora. Premana Dikusuma
saat itu berkedudukan sebagai raja
daerah. Dalam usia 43 tahun (lahir
tahun 683 M), ia telah dikenal
sebagai raja resi karena
ketekunannya mendalami agama
dan bertapa sejak muda. Ia dijuluki
Bagawat Sajalajaya.
[sunting] Premana,
Pangreyep dan Tamperan
Penunjukkan Premana oleh Sanjaya
cukup beralasan karena ia cucu
Purbasora. Selain itu, isterinya,
Naganingrum, adalah anak Ki
Balangantrang. Jadi suami istri itu
mewakili keturunan Sempakwaja dan
Jantaka, putera pertama dan kedua
Wretikandayun.
Pasangan Premana dan
Naganingrum sendiri memiliki putera
bernama Surotama alias Manarah
(lahir 718 M, jadi ia baru berusia 5
tahun ketika Sanjaya menyerang
Galuh). Surotama atau Manarah
dikenal dalam literatur Sunda klasik
sebagai Ciung Wanara. Kelak di
kemudian hari, Ki Bimaraksa alias Ki
Balangantrang, buyut dari ibunya,
yang akan mengurai kisah sedih
yang menimpa keluarga leluhurnya
dan sekaligus menyiapkan Manarah
untuk melakukan pembalasan.
Untuk mengikat kesetiaan Premana
Dikusumah terhadap pemerintahan
pusat di Pakuan, Sanjaya
menjodohkan Raja Galuh ini dengan
Dewi Pangrenyep, puteri Anggada,
Patih Sunda. Selain itu Sanjaya
menunjuk puteranya, Tamperan,
sebagai Patih Galuh sekaligus
memimpin "garnizun" Sunda di
ibukota Galuh.
Premana Dikusumah menerima
kedudukan Raja Galuh karena
terpaksa keadaan. Ia tidak berani
menolak karena Sanjaya memiliki
sifat seperti Purnawarman, baik hati
terhadap raja bawahan yang setia
kepadanya dan sekaligus tak
mengenal ampun terhadap musuhmusuhnya.
Penolakan Sempakwaja
dan Demunawan masih bisa diterima
oleh Sanjaya karena mereka
tergolong angkatan tua yang harus
dihormatinya.
Kedudukan Premana serba sulit, ia
sebagai Raja Galuh yang menjadi
bawahan Raja Sunda yang berarti
harus tunduk kepada Sanjaya yang
telah membunuh kakeknya. Karena
kemelut seperti itu, maka ia lebih
memilih meninggalkan istana untuk
bertapa di dekat perbatasan Sunda
sebelah timur Citarum dan sekaligus
juga meninggalkan istrinya,
Pangrenyep. Urusan pemerintahan
diserahkannya kepada Tamperan,
Patih Galuh yang sekaligus menjadi
"mata dan telinga" Sanjaya.
Tamperan mewarisi watak buyutnya,
Mandiminyak yang senang membuat
skandal. Ia terlibat skandal dengan
Pangrenyep, istri Premana, dan
membuahkan kelahiran Kamarasa
alias Banga (723 M).
Skandal itu terjadi karena beberapa
alasan, pertama Pangrenyep
pengantin baru berusia 19 tahun dan
kemudian ditinggal suami bertapa;
kedua keduanya berusia sebaya dan
telah berkenalan sejak lama di
Keraton Pakuan dan sama-sama
cicit Maharaja Tarusbawa; ketiga
mereka sama-sama merasakan
derita batin karena kehadirannya
sebagai orang Sunda di Galuh
kurang disenangi.
Untuk menghapus jejak Tamperan
mengupah seseorang membunuh
Premana dan sekaligus diikuti
pasukan lainnya sehingga pembunuh
Premana pun dibunuh pula. Semua
kejadian ini rupanya tercium oleh
senapati tua Ki Balangantrang.
[sunting] Tamperan sebagai
raja
Dalam tahun 732 M Sanjaya
mewarisi tahta Kerajaan Mataram
dari orangtuanya. Sebelum ia
meninggalkan kawasan Jawa Barat,
ia mengatur pembagian kekuasaan
antara puteranya, Tamperan, dan
Resi Guru Demunawan. Sunda dan
Galuh menjadi kekuasaan
Tamperan, sedangkan Kerajaan
Kuningan dan Galunggung diperintah
oleh Resi Guru Demunawan, putera
bungsu Sempakwaja.
Demikianlah Tamperan menjadi
penguasa Sunda-Galuh melanjutkan
kedudukan ayahnya dari tahun 732 -
739 M. Sementara itu Manarah alias
Ciung Wanara secara diam-diam
menyiapkan rencana perebutan tahta
Galuh dengan bimbingan buyutnya,
Ki Balangantrang, di Geger Sunten.
Rupanya Tamperan lalai mengawasi
anak tirinya ini yang ia perlakukan
seperti anak sendiri.
Sesuai dengan rencana
Balangantrang, penyerbuan ke
Galuh dilakukan siang hari
bertepatan dengan pesta sabung
ayam. Semua pembesar kerajaan
hadir, termasuk Banga. Manarah
bersama anggota pasukannya hadir
dalam gelanggang sebagai
penyabung ayam. Balangantrang
memimpin pasukan Geger Sunten
menyerang keraton.
Kudeta itu berhasil dalam waktu
singkat seperti peristiwa tahun 723
ketika Manarah berhasil menguasai
Galuh dalam tempo satu malam.
Raja dan permaisuri Pangrenyep
termasuk Banga dapat ditawan di
gelanggang sabung ayam. Banga
kemudian dibiarkan bebas. Pada
malam harinya ia berhasil
membebaskan Tamperan dan
Pangrenyep dari tahanan.
Akan tetapi hal itu diketahui oleh
pasukan pengawal yang segera
memberitahukannya kepada
Manarah. Terjadilah pertarungan
antara Banga dan Manarah yang
berakhir dengan kekalahan Banga.
Sementara itu pasukan yang
mengejar raja dan permaisuri
melepaskan panah-panahnya di
dalam kegelapan sehingga
menewaskan Tamperan dan
Pangrenyep.
[sunting] Manarah dan
Banga
Berita kematian Tamperan didengar
oleh Sanjaya yang ketika itu
memerintah di Mataram (Jawa
Tengah), yang kemudian dengan
pasukan besar menyerang purasaba
Galuh. Namun Manarah telah
menduga itu sehingga ia telah
menyiapkan pasukan yang juga
didukung oleh sisa-sisa pasukan
Indraprahasta yang ketika itu sudah
berubah nama menjadi Wanagiri,
dan raja-raja di daerah Kuningan
yang pernah dipecundangi Sanjaya.
Perang besar sesama keturunan
Wretikandayun itu akhirnya bisa
dilerai oleh Raja Resi Demunawan
(lahir 646 M, ketika itu berusia 93
tahun). Dalam perundingan di
keraton Galuh dicapai kesepakatan:
Galuh diserahkan kepada Manarah
dan Sunda kepada Banga.
Demikianlah lewat perjanjian Galuh
tahun 739 ini, Sunda dan Galuh yang
selama periode 723 - 739 berada
dalam satu kekuasan terpecah
kembali. Dalam perjanjian itu
ditetapkan pula bahwa Banga
menjadi raja bawahan. Meski Banga
kurang senang, tetapi ia menerima
kedudukan itu. Ia sendiri merasa
bahwa ia bisa tetap hidup atas
kebaikan hati Manarah.
Untuk memperteguh perjanjian,
Manarah dan Banga dijodohkan
dengan kedua cicit Demunawan.
Manarah sebagai penguasa Galuh
bergelar Prabu Jayaprakosa
Mandaleswara Salakabuana
memperistri Kancanawangi. Banga
sebagai Raja Sunda bergelar Prabu
Kretabuana Yasawiguna Aji Mulya
dan berjodoh dengan Kancanasari,
adik Kancanawangi.
[sunting] Keturunan Sunda
dan Galuh selanjutnya
Naskah tua dari kabuyutan Ciburuy,
Bayongbong, Garut, yang ditulis
pada abad ke-13 atau ke-14
memberitakan bahwa Rakeyan
Banga pernah membangun parit
Pakuan. Hal ini dilakukannya
sebagai persiapan untuk
mengukuhkan diri sebagai raja yang
merdeka. Ia berjuang 20 tahun
sebelum berhasil menjadi penguasa
yang diakui di sebelah barat Citarum
dan lepas dari kedudukan sebagai
raja bawahan Galuh. Ia memerintah
27 tahun lamanya (739-766).
Manarah, dengan gelar Prabu
Suratama atau Prabu Jayaprakosa
Mandaleswara Salakabuwana,
dikaruniai umur panjang dan
memerintah di Galuh antara tahun
739-783.[2] Dalam tahun 783 ia
melakukan manurajasuniya, yaitu
mengundurkan diri dari tahta
kerajaan untuk melakukan tapa
sampai akhir hayat. Ia baru wafat
tahun 798 dalam usia 80 tahun.
Dalam naskah-naskah babad, posisi
Manarah dan Banga ini sering
dikacaukan. Tidak saja dalam hal
usia, di mana Banga dianggap lebih
tua, tapi juga dalam penempatan
mereka sebagai raja. Dalam naskahnaskah
tua, silsilah raja-raja Pakuan
selalu dimulai dengan tokoh Banga.
Kekacauan silsilah dan penempatan
posisi itu mulai tampak dalam
naskah Carita Waruga Guru, yang
ditulis pada pertengahan abad ke-18.
Kekeliruan paling menyolok dalam
babad ialah kisah Banga yang
dianggap sebagai pendiri kerajaan
Majapahit. Padahal, Majapahit baru
didirikan Raden Wijaya dalam tahun
1293, 527 tahun setelah Banga
wafat.
Keturunan Manarah putus hanya
sampai cicitnya yang bernama
Prabulinggabumi (813 - 852). Tahta
Galuh diserahkan kepada suami
adiknya yaitu Rakeyan Wuwus alias
Prabu Gajah Kulon (819 - 891), cicit
Banga yang menjadi Raja Sunda ke-
8 (dihitung dari Tarusbawa). Sejak
tahun 852, kedua kerajaan pecahan
Tarumanagara itu diperintah oleh
keturunan Banga; sebagai akibat
perkawinan di antara para kerabat
keraton Sunda, Galuh, dan Kuningan
(Saunggalah).
[sunting] Hubungan Sunda-
Galuh dan Sriwijaya
Sri Jayabupati yang prasastinya
telah dibicarakan di muka adalah
Raja Sunda yang ke-20. Ia putra
Sanghiyang Ageng (1019 - 1030 M).
Ibunya seorang puteri Sriwijaya dan
masih kerabat dekat Raja Wurawuri.
Adapun permaisuri Sri Jayabupati
adalah puteri dari Dharmawangsa,
raja Kerajaan Medang, dan adik
Dewi Laksmi isteri Airlangga. Karena
pernikahan tersebut Jayabupati
mendapat anugerah gelar dari
mertuanya, Dharmawangsa. Gelar
itulah yang dicantumkannya dalam
prasasti Cibadak.
Raja Sri Jayabupati pernah
mengalami peristiwa tragis. Dalam
kedudukannya sebagai Putera
Mahkota Sunda keturunan Sriwijaya
dan menantu Dharmawangsa, ia
harus menyaksikan permusuhan
yang makin menjadi-jadi antara
Sriwijaya dengan mertuanya,
Dharmawangsa. Pada puncak krisis
ia hanya menjadi penonton dan
terpaksa tinggal diam dalam
kekecewaan karena harus
"menyaksikan" Dharmawangsa
diserang dan dibinasakan oleh Raja
Wurawuri atas dukungan Sriwijaya.
Ia diberi tahu akan terjadinya
serbuan itu oleh pihak Sriwijaya,
akan tetapi ia dan ayahnya diancam
agar bersikap netral dalam hal ini.
Serangan Wurawuri yang dalam
Prasasti Calcutta (disimpan di sana)
disebut pralaya itu terjadi tahun 1019
M.
[sunting] Daftar raja-raja
Sunda-Galuh
[sunting] Raja-raja Sunda
sampai Sri Jayabupati
Di bawah ini adalah urutan raja-raja
Sunda sampai Sri Jayabupati, yang
berjumlah 20 orang :
Raja-raja Sunda sampai Sri Jayabupati
No Raja Masa pemerintahan Keterangan
1 Maharaja Tarusbawa 669-723
2 Sanjaya Harisdarma 723-732 cucu-menantu no. 1
3 Tamperan Barmawijaya 732-739
4 Rakeyan Banga 739-766
5 Rakeyan Medang Prabu Hulukujang 766-783
6 Prabu Gilingwesi 783-795 menantu no. 5
7 Pucukbumi Darmeswara 795-819 menantu no. 6
8 Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus 819-891
9 Prabu Darmaraksa 891-895 adik-ipar no. 8
10 Windusakti Prabu Dewageng 895-913
11 Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucukwesi 913-916
12 Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa 916-942 menantu no. 11
13 Prabu Resi Atmayadarma Hariwangsa 942-954
14 Limbur Kancana 954-964 anak no. 11
15 Prabu Munding Ganawirya 964-973
16 Prabu Jayagiri Rakeyan Wulung Gadung 973-989
17 Prabu Brajawisesa 989-1012
18 Prabu Dewa Sanghyang 1012-1019
19 Prabu Sanghyang Ageng 1019-1030
20 Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati 1030-1042
Catatan: Kecuali Tarusbawa (no. 1), Banga (no. 4), dan
Darmeswara (no. 7) yang hanya berkuasa di kawasan
sebelah barat Sungai Citarum, raja-raja yang lainnya
berkuasa di Sunda dan Galuh.
[sunting] Raja-raja Galuh
sampai Prabu Gajah
Kulon
Di bawah ini adalah urutan raja-raja
Galuh sampai Prabu Gajah Kulon,
yang berjumlah 13 orang :
Raja-raja Galuh sampai Prabu Gajah Kulon
No Raja Masa pemerintahan Keterangan
1 Wretikandayun 670-702
2 Rahyang Mandiminyak 702-709
3 Rahyang Bratasenawa 709-716
4 Rahyang Purbasora 716-723 sepupu no. 3
5 Sanjaya Harisdarma 723-724 anak no. 3
6 Adimulya Premana Dikusuma 724-725 cucu no. 4
7 Tamperan Barmawijaya 725-739 anak no. 5
8 Manarah 739-783 anak no. 6
9 Guruminda Sang Minisri 783-799 menantu no. 8
10 Prabhu Kretayasa Dewakusalesywara Sang Triwulan 799-806
11 Sang Walengan 806-813
12 Prabu Linggabumi 813-852
13 Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus 819-891 ipar no. 12
Catatan: Sanjaya Harisdarma (no. 5) dan Tamperan
Barmawijaya (no. 7) sempat berkuasa di Sunda dan Galuh.
Penyatukan kembali kedua kerajaan Sunda dan Galuh
dilakukan kembali oleh Prabu Gajah Kulon (no. 13).
[sunting] Raja-raja Sunda-
Galuh setelah Sri
Jayabupati
Di bawah ini adalah urutan raja-raja
Sunda-Galuh setelah Sri Jayabupati,
yang berjumlah 14 orang :
Raja-raja Sunda-Galuh setelah Sri Jayabupati
No Raja Masa pemerintahan Keterangan
1 Darmaraja 1042-1065
2 Langlangbumi 1065-1155
3 Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur 1155-1157
4 Darmakusuma 1157-1175
5 Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu 1175-1297
6 Ragasuci 1297-1303
7 Citraganda 1303-1311
8 Prabu Linggadéwata 1311-1333
9 Prabu Ajiguna Linggawisésa 1333-1340 menantu no. 8
10 Prabu Ragamulya Luhurprabawa 1340-1350
11 Prabu Maharaja Linggabuanawisésa 1350-1357 tewas dalam Perang Bubat
12 Prabu Bunisora 1357-1371 paman no. 13
13 Prabu Niskala Wastu Kancana 1371-1475 anak no. 11
14 Prabu Susuktunggal 1475-1482
[sunting] Hubungan Kerajaan Sunda-Galuh dan Berdirinya
Majapahit
Prabu Guru Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu memiliki putra mahkota RAKEYAN
JAYADARMA, dan berkedudukan di Pakuan.
Menurut PUSTAKA RAJYARAJYA i BHUMI NUSANTARA parwa II sarga 3: RAKEYAN
JAYADARMA adalah menantu MAHISA CAMPAKA di Jawa Timur karena ia berjodoh
dengan putrinya MAHISA CAMPAKA bernama DYAH SINGAMURTI alias DYAH LEMBU
TAL. Mahisa Campaka adalah anak dari MAHISA WONGATELENG, yang merupakan anak
dari KEN ANGROK dan KEN DEDES dari kerajaan SINGHASARI.
Rakeyan Jayadarma dan Dyah Lembu Tal berputera SANG NARARYA
SANGGRAMAWIJAYA atau lebih dikenal dengan nama RADEN WIJAYA (lahir di PAKUAN).
Dengan kata lain, Raden Wijaya adalah turunan ke 4 dari Ken Angrok dan Ken Dedes.
Karena Jayadarma wafat dalam usia muda, Lembu Tal tidak bersedia tinggal lebih lama di
Pakuan. Akhirnya Wijaya dan ibunya diantarkan ke Jawa Timur.
Dalam Babad Tanah Jawi, Wijaya disebut pula Jaka Susurh dari Pajajaran yang kemudian
menjadi Raja MAJAPAHIT yang pertama. Kematian Jayadarma mengosongkan kedudukan
putera mahkota karena Wijaya berada di Jawa Timur. Jadi, sebenarnya, Raden Wijaya, Raja
MAJAPAHIT pertama, adalah penerus sah dari tahta Kerajaan Sunda Galuh apabila Prabu
Guru Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu mangkat.
[sunting] Pemisahan dan Penyatuan Kembali Kerajaan Sunda-
Galuh
Saat Wastu Kancana wafat, kerajaan kembali dipecah dua diantara anak-anaknya yaitu
Susuktunggal yang berkuasa di Pakuan (Sunda) dan Dewa Niskala yang berkuasa di Kawali
(Galuh). Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh akhirnya benar-benar menyatu dalam
pemerintahan Sri Baduga Maharaja (1482-1521), yang merupakan anak Dewa Niskala
sekaligus menantu Susuktunggal, dan sejak itu kerajaan ini dikenal dengan nama Kerajaan
Pajajaran.
[sunting] Garis waktu kerajaan di Jawa Barat dan Banten
[sunting] Referensi
1. ^ Naskah Carita Parahyangan (1580), fragmen Kropak 406. Naskah beraksara Sunda Kuno,
bahasa Sunda Kuno. Koleksi: Perpustakaan Nasional RI.
2. ^ Sukardja, H. Djadja, (2002). Situs Karangkamulyan. Ciamis: H. Djadja Sukardja S. Cet-2.
[sunting] Bacaan selanjutnya
Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: Cuplikan Sejarah Sunda Berdasarkan Naskah-naskah
"Panitia Wangsakerta" Cirebon. Pustaka Jaya, Jakarta. ISBN 979-419-330-5
Saleh Danasasmita. 2003. Nyukcruk Sajarah Pakuan Pajajaran jeung Prabu Siliwangi. Kiblat
Buku Utama, Bandung. ISBN
Yoseph Iskandar. 1997. Sejarah Jawa Barat: Yuganing Rajakawasa. Geger Sunten,
Bandung.
[sunting] Pranala luar
Situs Karangkamulyan, Mitos Ciung Wanara & Wisata Budaya, Pikiran Rakyat: Selasa, 29
April 2003.
K
D
L
K
b
M
p
m
P
y
M
d
y
(
S
m
d
K
K
T
K
S
K
Keraja
Dari Wikiped
Letak pusat
Kalingga a
berada di d
Masehi dan
pernah dipe
mencuri, ak
Putri Maha
yang berna
Maharani S
dari Keraja
yang berna
723-732M
Setelah Ma
menjadi raj
dan kemud
Kuno.
Kekuasaan
TAMPERA
Kemudian
SELATAN
Keraja
aan Ka
dia Indones
kerajaan K
adalah seb
daerah Kab
n keberada
erintah ole
kan dipoton
rani Shima
ama MAND
Shima mem
an Galuh,
ama SANJA
).
aharani Sh
a Kerajaan
dian mendir
n di Jawa B
AN BARMA
Raja Sanja
atau BUMI
aan M
alingg
sia, ensiklop
Kalingga
uah keraja
bupaten Je
aannya dike
h Ratu Shi
ng tangann
a, PARWAT
DIMINYAK,
miliki cucu y
yaitu BRAT
AYA yang
ima mangk
n KALINGG
rikan Dinas
Barat disera
WIJAYA a
aya menika
I SAMBAR
Matara
ga
pedia bebas
aan bercora
para sekar
etahui dari
ima, yang d
nya.
TI, menika
yang kem
yang berna
TASENAW
kelak menj
kat di tahun
GA UTARA
sti / Wangs
ahkannya k
lias RAKEY
ahi Sudiwa
RA, dan me
m Kun
s berbahasa
ak Hindu d
rang. Kalin
sumber-su
dikenal me
h dengan p
mudian men
ama SANA
WA. Sanaha
jadi raja Ke
n 732M, Sa
A yang kem
sa Sanjaya
kepada put
YAN PANA
ra puteri D
emiliki putra
no
a Indonesia.
i Jawa Ten
gga telah a
umber Tion
emiliki pera
putera mah
njadi raja ke
AHA yang m
a dan Brata
erajaan Su
anjaya men
mudian dise
a di Kerajaa
tranya dari
ARABAN.
Dewasinga,
a yaitu RAK
ngah, yang
ada pada a
ngkok. Ker
aturan bara
hkota Keraj
e 2 dari Ke
menikah de
asenawa m
unda dan K
nggantikan
ebut BUMI
an Mataram
i TEJAKEN
Raja KAL
KAI PANAN
pusatnya
abad ke-6
rajaan ini
ang siapa y
jaan Galuh
erajaan Ga
engan raja
memiliki an
Kerajaan Ga
n buyutnya
MATARAM
m Hindu /
NCANA, ya
INGGA
NGKARAN
yang
h
luh.
ke 3
ak
aluh
dan
M,
aitu
N.
D
(
L
K
s
s
a
W
t
M
b
y
[
C
A
W
K
7
W
m
p
P
k
W
p
[
Dari Wikiped
Dialihkan da
Letak pusat
Kerajaan M
sebagai pe
suatu keraj
abad ke-10
Wangsa Sy
tahun 732.
Mahayana
berdamping
yang ditulis
sunting] W
Candi Borob
Artikel utam
Wangsa Sy
Kamboja).
752. Pada
Wangsa Sa
mengadaka
politik: pute
Pada tahun
kemudian s
Wangsa Sy
pemerintah
sunting] W
dia Indones
ari Kerajaan M
kerajaan M
Mataram (H
embeda de
aan yang b
0. Kerajaan
yailendra. W
Beberapa
didirikan o
gan secara
s di masa r
Wangsa
budur, salah
ma: Wangs
yailendra d
Wangsa in
awal era M
anjaya. Pad
an ekspedi
eranya, Sa
n 790, Sya
sempat ber
yailendra a
han raja Sa
Wangsa
sia, ensiklop
Mataram (Ma
Mataram Kun
Hindu-Bud
ngan Mata
berkuasa d
n Mataram
Wangsa Sa
saat kemu
oleh Bhanu
a damai. N
aja Balitun
a Syaile
h satu penin
sa Syailend
diduga bera
ni bercorak
Mataram Ku
da masa p
isi perdaga
maratungg
ilendra me
rkuasa di s
adalah Can
amaratungg
a Sanja
pedia bebas
ataram Kuno
no
dha), serin
aram Baru a
di Jawa Te
terdiri dari
anjaya yan
udian, Wan
pada tahu
ama Matar
ng.
endra
nggalan Wa
dra
asal dari da
Buddha M
uno, Wang
emerintaha
angan ke S
ga, dinikahk
nyerang da
sana selam
ndi Borobud
ga (812-83
aya
s berbahasa
))
ng disebut d
atau Kesul
ngah bagia
dua dinas
ng bercorak
ngsa Syaile
un 752. Ked
ram sendir
ngsa Syaile
aratan Indo
Mahayana,
gsa Syailen
an raja Ind
Sriwijaya. Ia
kan denga
an mengal
ma beberap
dur yang se
33).
a Indonesia.
dengan Ke
tanan Mata
an selatan
ti, yakni W
k Hindu did
endra yang
dua wangs
ri pertama k
endra.
ocina (seka
didirikan o
ndra cukup
ra (782-81
a juga mela
n Dewi Tar
ahkan Che
pa tahuan.
elesai diba
erajaan Ma
aram (Islam
antara aba
Wangsa San
dirikan oleh
g bercorak
sa ini berku
kali disebu
arang Thail
leh Bhanu
dominan d
2), Syailen
akukan per
ra, puteri ra
enla (Kamb
Peninggala
angun pada
ataram Ku
m), adalah
ad ke-8 dan
njaya dan
h Sanjaya p
Buddha
uasa
t pada pras
land dan
pada tahu
dibanding
ndra
rkawinan
aja Sriwijay
boja),
an terbesa
a masa
no
n
pada
sasti
un
ya.
r
Artikel utama: Wangsa Sanjaya
Wangsa Sanjaya didirikan oleh Raja Sanjaya/ Rakeyan Jamri / Prabu Harisdama, cicit
Wretikandayun, raja kerajaan Galuh pertama. Pada saat menjadi penguasa Kerajaan
Sunda ia dikenal dengan nama Prabu Harisdarma dan kemudian setelah menguasai
Kerajaan Galuh ia lebih dikenal dengan Sanjaya.
Ibu dari Sanjaya adalah SANAHA, cucu Maharani SIMA dari Kalingga, di Jepara.
Ayah dari Sanjaya adalah Bratasenawa / SENA / SANNA, Raja Galuh ketiga. Sena
adalah cucu Wretikandayun dari putera bungsunya, Mandiminyak, raja Galuh kedua
(702-709 M). Sena di tahun 716 M dilengserkan dari tahta Galuh oleh PURBASORA.
Purbasora dan Sena sebenarnya adalah saudara satu ibu, tapi lain ayah. Sena dan
keluarganya menyelamatkan diri ke Pakuan, pusat kerajaan Sunda, dan meminta
pertolongan pada Raja Tarusbawa. Ironis sekali, Wretikandayun, kakek Sena,
sebelumnya menuntut Tarusbawa untuk memisahkan Kerajaan Galuh dari
Tarumanagara, sehingga kerajaan Tarumanagara terpecah dua menjadi kerajaan
Sunda dan kerajaan Galuh'
Di kemudian hari, Sanjaya, yang merupakan penerus Kerajaan Galuh yang sah,
menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa untuk melengserkan Purbasora. Setelah
itu ia menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723 - 732M), sehingga bekas
wilayah kekuasaan Tarumanagara dapat disatukan kembali dalam satu kerajaan, yaitu
Kerajaan Sunda Galuh.
Sebagai ahli waris Kalingga, Sanjaya kemudian juga menjadi penguasa Kalingga Utara
yang disebut Bumi Mataram dalam tahun 732 M[rujukan?]. Dengan kata lain, Sanjaya
adalah penguasa Sunda, Galuh dan Kalingga / Kerajaan Mataram (Hindu). Pada masa
ini telah terbentuk semacam ikatan kekerabatan di antara kerajaan-kerajaan tersebut.
Hal ini mempengaruhi berbagai keputusan politik pada masa-masa selanjutnya
(misalnya saat penaklukan Nusantara oleh Majapahit).
Kekuasaan di Jawa Barat lalu diserahkan kepada putera Sanjaya dari Tejakencana,
putri Raja Tarusbawa dari kerajaan Sunda, yaitu Tamperan atau Rakeyan Panaraban
sedangkan penerus Sanjaya di Kerajaan Mataram adalah Rakai Panangkaran, putera
Sanjaya dari Sudiwara, puteri Dewasinga raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara.
Jadi Rakai Panangkaran dan Rakeyan Panaraban / Tamperan adalah saudara seayah
tapi lain ibu.
Pemimpin Mataram selanjutnya adalah, berturut-turut, Rakai Panunggalan, Rakai
Warak, dan Rakai Garung. Rakai Garung memiliki anak yaitu Rakai Pikatan.
Rakai Pikatan, yang waktu itu menjadi pangeran Wangsa Sanjaya, menikah dengan
Pramodhawardhani (833-856), puteri raja Wangsa Syailendara Samaratungga. Sejak
it
A
S
d
P
k
R
K
a
Kera
Dari Wik
Letak pu
Medan
merupa
kerajaa
sekalig
Daftar is
[tampilkan
[sunting
Diduga
memind
sejarah
tu pengaru
Agama Bud
Samaratun
ditandai de
Pada tahun
kompleks c
Ramayana
Kerajaan M
akibat letus
ajaan
kipedia Indo
usat kerajaa
g, adalah k
akan kelanj
annya dari J
us pendiri
i
n]
g] Latar
akibat letu
dahkan pu
h, tempat b
uh Sanjaya
ddha. Raka
gga dan D
engan lariny
n 910, Raja
candi Hindu
dalam Ba
Mataram da
san Gunun
Meda
onesia, ensi
an Medang
kerajaan d
jutan Wang
Jawa Teng
Wangsa Is
belaka
usan Gunu
sat kerajaa
aru terseb
a yang berc
ai Pikatan b
Dewi Tara).
ya Balaput
a Tulodong
u terbesar
hasa Kawi
ari Jawa Te
g Merapi, a
ang
iklopedia be
i Jawa Tim
gsa Sanjay
gah ke Jaw
syana, yang
ang
ng Merapi
an Mataram
ut adalah W
corak Hindu
bahkan me
Tahun 850
tradewa ke
g mendirika
di Asia Ten
. Tahun 92
engah ke J
atau mend
ebas berbah
mur, pada ta
ya (Kerajaa
wa Timur. M
g menurun
, Raja Mata
m dari Jawa
Watugaluh
u mulai dom
endepak R
0, era Wan
e Sriwijaya.
an Candi P
nggara. Pa
28, Raja Mp
awa Timur
apat seran
hasa Indone
ahun 929-1
an Mataram
Mpu Sindok
nkan raja-ra
aram Kuno
a Tengah k
, yang terle
minan di M
aja Balapu
ngsa Syaile
rambanan
ada masa i
pu Sindok
r (Medang)
ngan dari S
esia.
1006 Mase
m Kuno), ya
k adalah pe
aja Medang
o Mpu Sind
ke Jawa Ti
etak di tepi
Mataram, m
utradewa (p
endra bera
. Pramban
ni, ditulis k
memindah
). Perpinda
Sriwijaya.
ehi. Kerajaa
ang memin
endiri keraj
g.
dok pada ta
mur. Menu
Sungai Br
menggantika
putera
khir yang
an merupa
karya sastra
hkan istana
ahan ini did
an ini
ndahkan pu
jaan ini,
ahun 929
urut catatan
rantas,
an
akan
a
a
uga
usat
n
sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang (Jawa Timur). Kerajaan baru ini tidak
lagi disebut Mataram, namun Medang, Namun beberapa literatur masih menyebut Mataram.
Ada sumber sejarah lain yang menyebutkan latar belakang mengapa pusat kerajaan pindah
ke timur. Singkatnya, sejak Rakai Pikatan menyebabkan Balaputeradewa hijrah ke Sriwijaya,
terjadi permusuhan yang mendalam dan berlangsung berabad abad, antara Kerajaan Jawa
(Mataram Hindu) dengan Kerajaan Melayu (Sriwijaya).
Raja terakhir Kerajaan Mataram Hindu, Raja WAWA, memberikan mandat dan kekuasaan
penuh pada menantunya, Mpu Sendok, untuk memimpin Kerajaan Mataram Hindu dalam
keadaan darurat perang untuk melawan Kerajaan Sriwijaya.
Maka di sekitar Tahun 929 M di Desa Candirejo Kec. Loceret Kab. Nganjuk, Mpu Sendok
memimpin perang gerilya dan terjadi pertempuran hebat antara prajurit Empu Sendok
melawan Bala Tentara kerajaan Melayu (Sriwijaya). Empu Sendok memperoleh kemenangan
gilang gemilang. Kemudian Empu Sendok dinobatkan menjadi raja bergelar SRI MAHARAJA
MPU SENDOK SRI ISHANA WIKRAMA DHARMA TUNGGA DEWA. Untuk menghindari
serangan Sriwijaya berikutnya, Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan lebih ke timur.
Untuk mengenang kemenangan ini ditandai dengan sebuah tugu bernama JAYA STAMBA
dan SEBUAH CANDI atau Jaya Merta. Terhadap masyarakat desa karena jasa-jasanya
dalam membantu pertempuran, oleh Empu Sendok diberi hadiah sebagai desa perdikan atau
desa bebas pajak dengan status Anjuk Ladang pada tanggal 10 April 937 M.
Kerajaan Melayu (Sriwijaya) sejak abad ke 8 selalu berusaha menjadikan kerajaan-kerajaan
di pulau jawa sebagai daerah taklukannya. Usaha tersebut terus berlangsung hingga Raja
Medang terakhir, Dharmawangsa. Aliansi Kerajaan Melayu (Sriwijaya) di pulau jawa pada
saat itu adalah Raja Sri Jayabupati dan Raja Wurawuri.
[sunting] Raja-Raja Medang
Berikut adalah nama-nama raja yang berkuasa di Medang:
Mpu Sindok (929-947)
Sri Isyana Tunggawijaya (947-9xx)
Sri Makutawangsawardhana (9xx-985)
Dharmawangsa Teguh (985-1006)
[sunting] Peristiwa sejarah
Raja Makutawangsawardhana dikenal dengan julukan Matahari Wangsa Isyana. Puterinya,
Mahendradatta, menikah dengan Udayana, raja Kerajaan Bali (Wangsa Warmadewa), yang
kemudian memiliki putera bernama Airlangga. Selama beberapa periode, Bali mendapat
pengaruh kuat atas Jawa.
Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh (985-1006). Dharmawangsa dikenal
sebagai patron penerjemahan Kitab Mahabharata ke dalam Bahasa Jawa Kuno. Pada masa
ini pula, Carita Parahyangan ditulis dalam Bahasa Sunda, yang menceritakan kerajaan Sunda
dan Galuh. Dharmawangsa mengadakan sejumlah penaklukan, termasuk Bali dan mendirikan
koloni di Kalimantan Barat. Tahun 990, Dharmawangsa mengadakan serangan ke Sriwijaya
dan mencoba merebut Palembang, namun gagal.
[sunting] Runtuhnya Medang
Pada tahun 1006, Sriwijaya melakukan pembalasan, yakni menyerang dan menghancurkan
istana Watugaluh. Dharmawangsa terbunuh, dan beberapa pemberontakan mengikutinya
dalam beberapa tahun ke depan. Airlangga, putera Mahendradatta yang masih berusia 16
tahun, berhasil melarikan diri dan kelak akan menjadi raja pertama Kerajaan Kahuripan,
suksesor Mataram Kuno dan Medang.
Kerajaan Kahuripan
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Artikel ini mengenai Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur.
Untuk artikel kerajaan dengan nama sama di Kalimantan,
lihat Kerajaan Kuripan.
Kahuripan, adalah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1019.
Kerajaan ini dibangun dari sisa-sisa istana Kerajaan Medang yag telah dihancurkan oleh
Sriwijaya pada tahun 1019.
[sunting] Latar belakang
Airlangga adalah putera pasangan Mahendradatta (puteri dari Wangsa Isyana, Medang) dan
Udayana (raja Wangsa Warmadewa, Bali). Pada tahun 1006, ketika Airlangga berusia 16
tahun, Sriwijaya mengadakan pembalasan atas Medang. Wurawari (sekutu Sriwijaya)
membakar Istana Watugaluh, Dharmawangsa beserta bangsawan tewas dalam serangan
itu. Airlangga berhasil melarikan diri ke hutan.
[sunting] Berdirinya Kerajaan Kahuripan
Setelah beberapa tahun berada di hutan, akhirnya pada tahun 1019, Airlangga berhasil
mempersatukan wilayah kerajaan Medang yang telah pecah, membangun kembali kerajaan,
dan berdamai dengan Sriwijaya. Kerajaan baru ini dikenal dengan Kerajaan Kahuripan,
yang wilayahnya membentang dari Pasuruan di timur hingga Madiun di barat. Airlangga
memperluas wilayah kerajaan hingga ke Jawa Tengah dan Bali. Pada tahun 1025, Airlangga
memperluas kekuasaan dan pengaruh Kahuripan seiring dengan melemahnya Sriwijaya.
Pantai utara Jawa, terutama Surabaya dan Tuban, menjadi pusat perdagangan yang
penting untuk pertama kalinya.
Di bawah pemerintahan Airlangga, seni sastra berkembang. Tahun 1035, Mpu Kanwa
menggubah kitab Arjuna Wiwaha, yang diadaptasi dari epik Mahabharata. Kitab tersebut
menceritakan Arjuna, inkarnasi Wisnu yang tak lain adalah kiasan Airlangga sendiri. Kisah
Airlangga digambarkan dalam Candi Belahan di lereng Gunung Penanggungan.
[sunting] Pemecahan Kahuripan
Pada akhir hayatnya, Airlangga berhadapan dengan masalah suksesi. Pewarisnya,
Sanggramawijaya, memilih menjadi pertapa ketimbang menjadi suksesor Airlangga. Pada
tahun 1045, Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk dua puteranya:
Janggala dan Kadiri. Airlangga sendiri menjadi pertapa, dan meninggal tahun 1049.
Berakhirnya Kerajaan Kahuripan dengan pemecahan itu bukan berarti sejarah Kahuripan
berakhir. Daerah di sekitar bekas ibukota Kerajaan Kahuripan tetap disebut Kahuripan. Pada
zaman Kerajaan Majapahit, Kahuripan menjadi salah satu daerah bawahan Majapahit.
Beberapa raja atau kerabat raja Majapahit bahkan pernah menjadi penguasa Kahuripan
dengan gelar Bhre Kahuripan. Gajah Mada juga sempat diangkat menjadi Patih Kahuripan
yang bertanggung jawab atas pemerintahan daerah Kahuripan. Ini terjadi setelah Gajah
Mada berhasil membasmi Pemberontakan Ra Kuti dan sebelum Gajah Mada
dipindahtugaskan sebagai Patih Kediri.
Kerajaan Kadiri
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
(Dialihkan dari Kerajaan Kediri)
Kadiri, Panjalu, Dhaha
Kerajaa
bercora
tahun 1
dikenal
Panjalu
[sunting
Kerajaa
pecaha
adalah
dua put
dua ker
puteran
Wilayah
Kahurip
[sunting
Tak ban
Kamesw
demikia
yang cu
Dharma
Tanaku
an Kadiri a
ak Hindu di
1045-1221
untuk men
u atau Ker
g] Latar
an ini meru
an Kahuripa
Janggala)
teranya. Ai
rajaan untu
nya, dan ia
h Kerajaan
pan.
g] Perke
nyak yang
wara (1116
an, berakhi
ukup kuat d
aja, yang d
ung menga
atau Kedir
i Jawa bag
M. Namanyebut
kera
rajaan Dha
belaka
upakan sala
an pada ta
, yang dipe
irlangga m
uk menghin
sendiri tur
n Kediri ada
embang
diketahui m
6-1136) me
irlah Jangg
di Jawa. Pa
dikenal dala
arang kitab
Artike
tentan
(Seja
Lihat
dan K
Untuk
lihat K
(disam
ri adalah ke
gian timur, b
nama lainn
ajaan ini ad
aha.
ang
ah satu dar
hun 1045 (
ecah oleh A
embagi Ka
ndari perse
run tahta m
alah bagian
gan
mengenai
enikah den
gala kemba
ada masa
am kesusa
Kakawin L
el ini memb
ng Kerajaa
arah Nusan
pula Kota
Kabupaten
k kegunaan
Kediri
mbiguasi).
erajaan ya
berdiri sek
nya yang ju
dalah Kera
ri dua kera
satu lainny
Airlangga u
ahuripan m
elisihan dua
menjadi per
n selatan K
peristiwa d
ngan Dewi
ali dipersat
ini, ditulis k
astraan Jaw
Lubdaka da
bahas
an Kediri
ntara).
Kediri
Kediri.
n lain,
ng
itar
uga
ajaan
ajaan
ya
untuk
menjadi
a
rtapa.
Kerajaan
di masa-ma
Kirana, pu
ukan deng
kitab Kakaw
wa dengan
an Wertasa
asa awal K
teri Keraja
an Kediri.
win Smara
cerita Pan
ancaya.
Lok
Berdiri
Didahului o
Digantikan
oleh
Ibu kota
Bahasa
Agama
Pemerintah
-Raja pertam
-Raja terakh
Sejarah
-Dibagi dari
Kahuripan
-Bergabung
kembali den
Janggala
-Kakawin
Bhāratayudd
selesai ditul
-Runtuh ole
pemberonta
Ken Arok
Kerajaan Ke
an Jangga
Kediri men
adahana ole
nji. Demikia
kasi pusat Kera
1045-12
oleh Kahurip
Singhas
Kadiri
Jawa K
Hindu
Buddha
han
ma
hir
Monark
Sri Jaya
Kertajay
ngan
dha
is
h
akan
1045
antara 1
1157
1222
ediri. Raja
ala. Dengan
njadi keraja
eh Mpu
an pula Mp
ajaan Kadiri
221
pan
sari
una
a
ki
awarsa (1104-
ya (1185-1222
1116-1136
n
aan
u
-1115)
2)
Raja te
sebaga
wilayah
subordi
juga ter
oleh Mp
Raja Ke
memint
Kertaja
Penem
Kerajaa
[sunting
Arca Bu
Jerman
Di Tum
membu
1222. K
Kadiri.
wilayah
[sunting
rkenal Ked
ai "peramal
hnya hingg
inat di baw
rkenal kare
pu Sedah d
ertajaya ya
ta rakyat u
ya adalah
uan Situs T
an Kadiri d
g] Runtu
uddha Vajra
.
mapel, wilay
unuh pengu
Ken Arok la
Dengan ha
h bawahan
g] Rajadiri
adalah
" Indonesia
a ke panta
wah Kediri.
ena telah m
dan kemud
ang memer
ntuk meny
raja terakh
Tondowon
iharapkan
uhnya K
sattva zama
yah bawaha
uasa Tuma
alu beralian
ancurnya K
Kerajaan S
-raja Ka
Jayabaya
a masa de
ai Kalimanta
Waktu itu
memerintah
dian diseles
rintah (118
embahnya
hir dari kera
gso pada a
dapat mem
Kadiri
an Kadiri, a
an Kadiri d
apel Tungg
nsi dengan
Kadiri dan m
Singhasari
adiri
(1135-115
pan. Pada
an. Pada m
Kediri mem
han penggu
saikan oleh
5-1222), d
a. Ini menye
ajaan Kadi
awal tahun
mbuka lebih
bad X/XI, ko
di daerah M
gul Ametun
para brah
meninggaln
i.
9). Jayaba
masa kek
masa ini pu
miliki armad
ubahan Ka
h Mpu Pan
ikenal seba
ebabkan ia
ri.
n 2007, yan
h banyak ta
oleksi Muse
Malang, terj
g, dan men
mana dan
nya Kertaja
aya di kemu
uasaannya
ula, Ternate
da laut yan
akawin Bha
nuluh.
agai raja ya
a ditentang
ng diyakini
abir mister
eum für Indis
jadi gejolak
ndirikan Ke
berhasil m
aya, Kadiri
udian hari d
a, Kediri me
e menjadi k
ng cukup ta
aratayuddh
ang kejam
oleh para
sebagai pe
ri.
sche Kunst
k politik. Ke
erajaan Sin
memberonta
kemudian
dikenal
emperluas
kerajaan
angguh. Be
a, yang dia
, bahkan
brahmana
eninggalan
, Berlin-Dah
en Arok
nghasari ta
ak terhada
menjadi
eliau
awali
a.
n
hlem,
ahun
p
Berikut
Sri Jay
Kames
Sri Jay
Sarwas
Aryasw
Gandra
Kames
Kertaja
[sunting
Kerajaa
Kerajaa
Situs T
Kera
Dari Wik
Letak pu
Kanjur
dekat K
peningg
adalah na
yawarsa (1
swara I (11
yabaya (11
swara (115
wara (1171
a (1181)
swara II (11
aya (1185-
g] Lihat
an Kahurip
an Singhas
ondowong
ajaan
kipedia Indo
usat kerajaa
ruhan adal
Kota Malan
galan keraj
ama-nama
104-1115)
16-1135) -
35-1159) -
59-1161)
1-1174)
182-1185)
1222) - ada
pula
an
sari
so
Kanju
onesia, ensi
an Kanjuruh
ah sebuah
ng sekarang
jaan ini ada
raja yang b
) - adalah r
terkenal d
raja pujan
alah raja te
uruhan
iklopedia be
han
h kerajaan b
g. Kanjuruh
alah Prasa
berkuasa d
raja pertam
di nusantar
ngga dan te
erakhir Kad
n
ebas berbah
bercorak H
han telah a
asti Dinoyo
di Kadiri:
ma Kadiri
ra dalam ce
erkenal de
diri
hasa Indone
Hindu di Jaw
ada pada a
.
erita Panji
ngan rama
esia.
wa Timur,
abad ke-6 M
alannya Jan
yang pusa
Masehi. Bu
ngka Jayab
atnya berad
ukti
baya
da di
Kera
Dari Wik
Jangga
lainnya
Kahurip
turun ta
Brantas
Gedang
Tak ban
domina
Wajadr
Jangga
menika
Kerajaa
Kera
Dari Wik
(Dialihka
ajaan
kipedia Indo
ala, adalah
adalah Ka
pan menjad
ahta menja
s, dan pusa
gan, Sidoa
nyak yang
an. Raja pe
rawa. Kem
ala kembali
ah dengan
an Janggal
ajaan
kipedia Indo
an dari Keraja
Jangg
onesia, ensi
h salah satu
adiri), yang
di dua kera
adi pertapa
at kerajaan
arjo.
diketahui p
ertama Kera
mudian putr
i dipersatuk
puteri Kera
la.
Singh
onesia, ensi
aan Singasa
gala
iklopedia be
u dari dua
dipecah o
ajaan untuk
. Wilayah K
nnya didug
peristiwa d
ajaan Jang
ri mahkota
kan denga
ajaan Jang
hasari
iklopedia be
ri)
ebas berbah
kerajaan p
oleh Airlang
k menghind
Kerajaan J
a berada d
di Kerajaan
ggala adala
Wajadrawa
n Kadiri ke
gala: Kiran
ebas berbah
hasa Indone
pecahan Ka
gga untuk d
dari perseli
anggala m
di daerah y
Janggala,
ah Jayaneg
a, Kirana,
etika Raja K
na. Dengan
hasa Indone
esia.
ahuripan pa
dua putera
isihan dua
eliputi bag
yang saat in
karena Ka
gara. Diga
menikah d
Kadiri Kam
n demikian
esia.
Lokas
Berdiri
Didahului o
Digantikan
oleh
Ibu kota
Agama
Pemerintah
-Raja pertam
ada tahun
nya. Airlan
puteranya
ian utara D
ni adalah K
adiri-lah ya
anti oleh pu
dengan Raj
eswara (11
, berakhirla
Singhas
i pusat Keraja
1222-12
oleh Kadiri
Majapa
Tumap
Hindu
Buddha
han
ma
Monark
Ken Aro
1049 (satu
ngga memb
, dan ia se
Delta Sung
Kecamatan
ang cukup
utranya:
ja Kediri.
116-1136)
ah riwayat
sari
aan Singhasari
292
ahit
el
a
ki
ok (1222-1227
u
bagi
endiri
ai
ri
7)
Singhasari, adalah kerajaan di Jawa Timur yang
didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Pusat
kerajaan ini berada di daerah Tumapel (sekarang di wilayah Malang).
Daftar isi
[tampilkan]
[sunting] Berdirinya Singhasari
Tumapel merupakan daerah di bawah wilayah Kerajaan Kadiri. Penguasa Tumapel waktu itu
Tunggul Ametung, yang memiliki istri bernama Ken Dedes. Ken Arok, seorang rakyat jelata
yang kemudian menjadi prajurit Tunggul Ametung, berikeinginan untuk menguasai Tumapel.
Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametung dengan keris yang dipesan dari Mpu
Gandring. Ken Arok kemudian menjadi pengganti Tunggul Ametung dengan dukungan rakyat
Tumapel. Ken Dedes pun menjadi istri Ken Arok. Ia dimahkotai dengan gelar Sri Rajasa
Batara Sang Amurwabumi. Tak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan puteranya hasil
perkawinannya dengan Tunggul Ametung, yang diberi nama Anusapati. Dari selir bernama
Ken Umang, Ken Arok memiliki anak bernama Tohjaya.
Langkah selanjutnya adalah penyerbuan ke pusat Kerajaan Kadiri. Ken Arok memanfaatkan
situasi politik Kadiri yang kurang kondusif waktu itu, dan beraliansi dengan para brahmana.
Raja Kadiri Kertajaya akhirnya dapat dikalahkan pada tahun 1222, dan sejak itu Kadiri
menjadi bagian dari wilayah Singhasari
[sunting] Singhasari: 1222-1254
-Raja terakhir Kertanagara (1268-1292)
Mandala
für Indis
Kitab P
Anusap
kemudi
Kerajaa
Anusap
selir be
Anusap
pembun
Tohjaya
tidak be
setahun
Pembe
Mahesa
Wisnuw
[sunting
Ken Uma
a Amoghap
sche Kunst,
Pararaton m
pati yang m
ian membu
an Singhas
pati memer
ernama Ken
pati pada ta
nuhan ters
a mendapa
erhak men
n karena te
rontakan d
a Wong At
wardhana.
g] Peme
ang
āśa dari ma
Berlin-Dah
mengisahka
mengetahui
unuh Ken A
sari.
rintah Sing
n Umang k
ahun 1248
sebut juga d
at banyak t
duduki sing
ewas dalam
dipimpin ole
eleng. Ran
erintaha
Ken A
(k 1222-
asa Singhas
lem, Jerman
an pertemp
i bahwa pe
Arok pada t
hasari sela
kemudian m
dan menja
dilakukan d
tentangan
ggasana S
m sebuah p
eh Rangga
nggawuni k
an Wisn
Arok
-1227)
sari (abad k
n.
puran berd
embunuh a
tahun 1227
ama 20 tah
menuntut b
adi raja Sin
dengan me
karena ia a
Singhasari.
pemberont
awuni anak
kemudian m
nuward
e-13), perun
arah yang
yahnya (Tu
7 dan meng
hun. Tohjay
balas kema
nghasari. M
enggunaka
adalah ana
Tohjaya ha
akan yang
k Anusapat
menggantik
dhana
Ken De
nggu, 22.5 x
terjadi pad
unggul Am
ggantikann
ya, putera K
atian ayahn
Menurut be
an keris Mp
ak seorang
anya mem
menentan
ti, dan Mah
kannya me
des
14 cm. Ko
da keturuna
metung) ada
nya menjad
Ken Arok d
nya. Tohjay
berapa riw
pu Gandring
selir yang
erintah kur
ngnya menj
hesa Cemp
enjadi raja d
Tun
oleksi Muse
an Ken Aro
alah Ken A
di raja di
dari seoran
ya membun
wayat,
g.
dianggap
rang dari
jadi raja.
paka anak
dengan ge
nggul Ametung
um
ok.
Arok,
ng
nuh
lar
g
Pada masa kekuasaan Wisnuwardhana, perseteruan antar-keluarga dalam Dinasti Rajasa
berakhir dengan rekonsiliasi. Wisnuwardhana memerintah bersama sepupunya Mahesa
Cempaka, dan keduanya adalah cucu dari Ken Dedes). Wisnuwardhana juga memiliki
seorang menantu yang bernama Jayakatwang. Pada tahun 1254, Wisnuwardhana turun tahta
dan digantikan oleh puteranya, Kertanagara. Wisnuwardhana meninggal pada tahun 1268.
[sunting] Pemerintahan Kertanagara
Kertanagara adalah raja terakhir Singhasari (1268-1292). Pada tahun 1275, Kertanagara
mengirim utusan ke Melayu, dan patungnya sebagai Amoghapasha didirikan di Jambi (1286).
Pada tahun 1284, Kertanagara mengadakan ekspedisi ke Bali, dan sejak itu Bali menjadi
wilayah Kerajaan Singhasari. Kubilai Khan dari Kekaisaran Mongol pada tahun 1289 mengirim
utusan ke Singhasari untuk meminta upeti, namun permintaannya ditolak dan utusannya
dipermalukan oleh Kertanagara.
[sunting] Silsilah Wangsa Rajasa
Catatan:
k. merupakan tahun berkuasa, yang digunakan tahun masehi
3. Tohjaya
(k. 1248) Mahesa
Wong Ateleng 2. Anusapati
(k.1247-1248
4. Mahesa Cempaka 4. Ranggawuni
(k.1248-1268)
Dyah Lembu Tal
5. Kertanegara
(k.1268-1292)
Dara Petak
Raden Wijaya
pendiri Majapahit
Gayatri
Jayanagara
penguasa ke-2
Majapahit
Tribhuwana
penguasa ke-3
Majapahit
Hayam Wuruk
penguasa ke-4
Majapahit
Angka
Mahe
sama
[sunti
Kekua
Mongo
oleh Ja
Wisnu
Kertan
kejadia
Gunun
Raden
kepada
untuk
Maja
Dari Wik
(Dialihka
a menunju
esa Cempa
ng] Jatu
atan Singha
ol, membua
ayakatwan
wardhana
nagara akh
an ini digam
ng Butak, M
n Wijaya m
a Adipati A
mendirikan
apahit
kipedia Indo
an dari Keraja
kkan uruta
aka dan Ra
hnya S
asari yang
at lengah p
ng untuk me
tidak suka
irnya meni
mbarkan d
Mojokerto.
enantu Ke
Aria Wiraraj
n kerajaan
t
onesia, ensi
aan Majapah
an menjadi
anggawuni
Singhas
terfokus pa
pertahanan
emberonta
dengan pe
inggal tahu
engan jela
rtanagara,
ja di Sume
baru, yang
iklopedia be
hit)
raja Singh
memerinta
sari
ada persiap
n dalam neg
ak terhadap
eralihan ke
un 1292 ke
s dalam Pr
berhasil m
enep, Madu
g kemudian
ebas berbah
asari
ah bersama
pan pasuk
geri. Akiba
p Singhasa
ekuasaan S
tika memp
rasasti Kud
melarikan d
ura. Ia kem
n terkenal d
hasa Indone
Lo
Be
Did
Dig
Ibu
Ba
Ag
a, karena it
an untuk m
atnya kesem
ari. Jayakat
Singhasari
ertahankan
dadu yang
iri dan mem
mudian mer
dengan na
esia.
okasi ibu kota
rdiri
dahului oleh
gantikan oleh
u kota
hasa
ama
tu diberikan
mengantisip
mpatan ini
twang yang
ke tangan
n istananya
ditemukan
minta perlin
rencanakan
ma Majapa
Majapahi
Majapahit di b
1293-ca.15
Singhasari
h Demak
Tarik
Trowulan
Kahuripan
Daha
Jawa Kuna
Hindu
n angka ya
pasi balasa
digunakan
g menantu
Kertanaga
a, dan
n di lereng
ndungan
n strategi
ahit.
it
bagian timur J
00
ang
an
n
ara.
Jawa
Majapahit adalah suatu kerajaan yang pernah
berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan
berpusat di pulau Jawa bagian timur. Kerajaan ini
pernah menguasai sebagian besar pulau Jawa,
Madura, Bali, dan banyak wilayah lain di Nusantara.
Majapahit dapat dikatakan sebagai kerajaan terbesar
di antara kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara dan
termasuk yang terakhir sebelum berkembang
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Nusantara.
Daftar isi
[tampilkan]
[sunting] Sumber catatan sejarah
Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja')
dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuna.[1] Pararaton terutama
menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian
pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi
Jawa Kuna yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam
Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas.[2] Selain itu, terdapat beberapa
prasasti dalam bahasa Jawa Kuna maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara
lain.
Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal
bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Namun demikian, garis
besar sumber-sumber tersebut sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok. Khususnya,
daftar penguasa dan keadaan kerajaan ini tampak cukup pasti.[2]
[sunting] Sejarah
[sunting] Berdirinya Majapahit
Lihat artikel Raden Wijaya untuk kronologi yang lebih rinci.
Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290,
kekuasaan Singhasari yang naik menjadi perhatian Kubilai Khan di China dan dia mengirim
duta yang menuntut upeti. Kertanagara penguasa kerajaan Singhasari menolak untuk
Buddha
Islam (tidak resmi)
Pemerintahan
-Raja pertama
-Raja terakhir
Monarki
Raden Wijaya (1293-1309)
Girindrawardhana (1478-1498)
Sejarah
-Didirikan
-Zaman kejayaan
-Perang saudara
-Krisis suksesi
1293
1350-1389
1405-1406
1453-1456
membayar upeti dan Khan memberangkatkan ekspedisi menghukum yang tiba di pantai Jawa
tahun 1293. Ketika itu, seorang pemberontak dari Kediri bernama Jayakatwang sudah
membunuh Kertanagara. Kertarajasa atau Raden Wijaya, yaitu anak menantu Kertanegara,
kemudian bersekutu dengan orang Mongol untuk melawan Jayakatwang. Setelah
Jayakatwang dikalahkan, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga
memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut.[3]
Pada tahun 1293 itu pula Raden Wijaya membangun daerah kekuasaannya di tanah perdikan
daerah Tarik, Sidoarjo, dengan pusatnya yang diberi nama Majapahit. Ia dinobatkan dengan
nama resmi Kertarajasa Jayawarddhana.
[sunting] Kejayaan Majapahit
Penguasa Majapahit paling utama ialah Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350
hingga 1389. Pada masanya, keraton Majapahit diperkirakan telah dipindahkan ke Trowulan
(sekarang masuk wilayah Mojokerto).
Gajah Mada, seorang patih dan bupati Majapahit dari 1331 ke 1364, memperluas kekuasaan
kekaisaran ke pulau sekitarnya. Pada tahun 1377, yaitu beberapa tahun sesudah kematian
Gajah Mada, angkatan laut Majapahit menduduki Palembang[4], menaklukkan daerah terakhir
kerajaan Sriwijaya.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi
hampir seluas wilayah Indonesia modern, termasuk daerah-daerah Sumatra di bagian barat
dan di bagian timur Maluku serta sebagian Papua (Wanin), dan beberapa negara Asia
Tenggara[5]. Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerahdaerah
kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat
Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa
monopoli oleh raja[4].Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam,
Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke China[4].
[sunting] Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur
melemah. Tampaknya terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406,
antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja
yang dipertengkarkan pada tahun 1450-an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh
seorang bangsawan pada tahun 1468[2].
Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang
kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca
sebaga
hilangla
candras
Girindra
Ketika
memas
seluruh
baru ya
nusanta
Catatan
perpind
pengua
[sunting
Gapura
tegak be
Ibu kota
keagam
(pemuja
ai 0041, yai
ah kemakm
sengkala te
awardhana
Majapahit
suki nusant
h nusantara
ang berdas
ara[7].
n sejarah d
dahan keku
asa dari Ke
g] Kebu
Bajangratu
erdiri di kom
a Majapah
maan yang
a Wisnu) d
itu tahun 1
muran bum
ersebut ad
a[6].
didirikan, p
tara. Pada
a mulai ber
sarkan aga
dari China,
uasaan Ma
esultanan D
dayaan
u, diduga ku
mpleks Trow
it di Trowu
diselengga
dipeluk oleh
400 Saka,
i”. Namun
alah gugur
pedagang M
akhir abad
rkurang. Pa
ma Islam, y
Portugis, d
ajapahit dar
Demak, ant
n
at menjadi g
wulan.
lan merupa
arakan set
h penduduk
atau 1478
demikian,
rnya Bre K
Muslim dan
d ke-14 dan
ada saat be
yaitu Kesu
dan Italia m
ri tangan p
tara tahun
gerbang ma
akan kota b
tiap tahun.
k Majapah
8 Masehi. A
yang sebe
Kertabumi, r
n para pen
n awal aba
ersamaan,
ultanan Mal
mengindika
enguasa H
1518 dan
asuk keraton
besar dan
Agama Bu
it, dan raja
Arti sengka
enarnya dig
raja ke-11
yebar agam
ad ke-15, p
sebuah ke
laka, mulai
asikan bahw
Hindu ke ta
1521 M[6].
n Majapahit
terkenal de
uddha, Siw
a dianggap
la ini adala
gambarkan
Majapahit,
ma sudah
engaruh M
erajaan pe
i muncul di
wa telah te
ngan Adipa
t. Bangunan
engan pera
wa, dan Wa
sekaligus
ah “sirna
oleh
oleh
mulai
Majapahit d
rdagangan
i bagian ba
erjadi
ati Unus,
n ini masih
ayaan besa
isnawa
titisan
i
n
arat
ar
Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama tidak menyebut keberadaan Islam, namun
tampaknya ada anggota keluarga istana yang beragama Islam pada waktu itu[4].
Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelumnya, arsitek
Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya[8]. Candi-candi Majapahit berkualitas baik
secara geometris dengan memanfaatkan getah pohon anggur dan gula merah sebagai
perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi
Tikus dan Candi Bajangratu di Trowulan, Mojokerto.
[sunting] Ekonomi
Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan[4]. Majapahit
memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di
ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa[9].
Menurut catatan Wang Ta-yuan, pedagang Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu
ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya adalah
mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari
campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga[10]. Selain itu, catatan Odorico da
Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321,
menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata[11].
[sunting] Struktur pemerintahan
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak
berubah selama perkembangan sejarahnya[12]. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di
dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
[sunting] Aparat birokrasi
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan
para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya
diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:
Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra
raja
Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang
melaksanakan pemerintahan
Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan
Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat
yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih
Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana
menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan
kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula
semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya
para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.
[sunting] Pembagian wilayah
Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah,
yang disebut Paduka Bhattara. Mereka biasanya merupakan
saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam
mengumpulkan penghasilan kerajaan, penyerahan upeti, dan
pertahanan kerajaan di wilayahnya masing-masing. Dalam
Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa
pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan,
yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre.[13] Daerahdaerah
bawahan tersebut yaitu:
Daha
Jagaraga
Kabalan
Kahuripan
Keling
Kelinggapura
Kembang Jenar
Matahun
Pajang
Singhapura
Tanjungpura
Tumapel
Wengker
Wirabumi
[sunting] Raja-raja Majapahit
Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan
antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang mungkin
diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua
kelompok[2].
1. Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)
2. Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
3. Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
4. Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
5. Wikramawardhana (1389 - 1429)
6. Suhita (1429 - 1447)
7. Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
8. Rajasa
9. Purwa
10. Panda
11. Kertab
12. Girindr
13. Hudha
[suntin
Arca pe
Jerman
Majapa
abad-a
menda
menya
babad
yang d
1615 y
merup
silsilah
Majapa
— dan
menda
peneru
awardhana
awisesa ata
analas, atau
bumi, berge
rawardhan
ara, bergela
ng] Wari
ertapa Hind
n.
ahit telah m
abad beriku
apatkan leg
atakan legit
-babad ker
dikirim ke lu
yang dipim
pakan lokas
h yang beru
ahit — seri
n legitimasi
apat penga
us sejati ke
a, bergelar
au Girishaw
u Suraprab
elar Brawija
a, bergelar
ar Brawijay
san sej
du dari masa
menjadi su
utnya. Kes
gitimasi ata
timasi ketu
raton Dem
uar istana s
pin langsu
si ibukota M
usaha mem
ing kali dal
dianggap
aruh besar
ebudayaan
Brawijaya
wardhana,
bhawa, ber
aya V (146
r Brawijaya
ya VII (1498
jarah
a Majapahit
mber inspi
ultanan-ke
as kekuasa
urunannya
ak dinyata
sebelum ia
ng oleh Su
Majapahit.
mbuktikan h
lam bentuk
meningkat
dari Majap
Majapahit
II (1451 - 1
bergelar B
rgelar Braw
68 - 1478)
a VI (1478
8-1518)[ruju
akhir. Kole
rasi kejaya
esultanan Is
aan mereka
melalui Ke
kan sebag
a melahirka
ultan Agung
Keraton-ke
hubungan
k makam le
t melalui hu
pahit, dan m
t.[8]
1453)
rawijaya II
wijaya IV (1
- 1498)
ukan?]
ksi Museum
aan masa l
slam Dema
a melalui h
ertabhumi;
ai anak Ke
an. Penaklu
g sendiri m
eraton Jaw
para rajany
eluhur, yan
ubungan te
masyaraka
I (1456 - 14
466 - 1468
m für Indisch
alu bagi ba
ak, Pajang
ubungan k
pendirinya
ertabhumi d
ukan Matar
memiliki arti
wa Tengah
ya dengan
g di Jawa
ersebut. Ba
t Bali meng
466)
8)
he Kunst, Be
angsa Indo
, dan Mata
ke Majapah
, Raden Pa
dan seoran
ram atas W
penting ka
memiliki tra
n keluarga k
merupakan
ali secara k
ganggap d
erlin-Dahlem
onesia pada
aram berus
hit. Demak
atah, menu
ng Putri Cin
Wirasaba ta
arena
adisi dan
kerajaan
n bukti pen
khusus
iri mereka
m,
a
aha
urut
na,
ahun
nting
Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang terlibat Gerakan
Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20, telah merujuk pada Majapahit sebagai contoh
gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara
Republik Indonesia saat ini.[4] Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai
Komunis Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai
penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan.[14]Sukarno juga mengangkat
Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan Orde Baru menggunakannya
untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara.[15] Sebagaimana Majapahit,
negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau
Jawa.
Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di
Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota
Majapahit dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai
bangunan keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan masyarakat di Bali masa
kini.
[sunting] Majapahit dalam kesenian modern
Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber
inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan
kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan
dengan masa tersebut.
[sunting] Puisi lama
Serat Darmagandhul, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama
pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah
tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama
sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.
[sunting] Komik dan strip komik
Serial "Mahesa Rani" karya Jan Mintaraga yang dimuat di Majalah Hai, mengambil latar
belakang pada masa keruntuhan Singhasari hingga awal-awal karier Narottama (Gajah
Mada).
Komik/Cerita bergambar Imperium Majapahit, karya Jan Mintaraga.
Komik Majapahit karya R.A. Kosasih
Strip komik "Panji Koming" karya Dwi Koendoro yang dimuat di surat kabar "Kompas" edisi
Minggu, menceritakan kisah sehari-hari seorang warga Majapahit bernama Panji Koming.
[sunting] Roman/novel sejarah
Sandyakalaning Majapahit (1933), roman sejarah dengan setting masa keruntuhan
Majapahit, karya Sanusi Pane.
Zaman Gemilang (1938/1950/2000), roman sejarah yang menceritakan akhir masa
Singasari, masa Majapahit, dan berakhir pada intrik seputar terbunuhnya Jayanegara, karya
Matu Mona/Hasbullah Parinduri.
Senopati Pamungkas (1986/2003), cerita silat dengan setting runtuhnya Singhasari dan awal
berdirinya Majapahit hingga pemerintahan Jayanagara, karya Arswendo Atmowiloto.
Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (2005), roman karya Hermawan Achsan tentang
Dyah Pitaloka Citraresmi, putri dari Pajajaran yang gugur dalam Peristiwa Bubat.
Gajah Mada (2005), sebuah roman sejarah berseri yang mengisahkan kehidupan Gajah
Mada dengan ambisinya menguasai Nusantara, karya Langit Kresna Hariadi.
[sunting] Film/Sinetron
Tutur Tinular, suatu adaptasi film karya S. Tidjab dari serial sandiwara radio. Kisah ini
berlatar belakang Singhasari pada pemerintahan Kertanegara hingga Majapahit pada
pemerintahan Jayanagara.
Saur Sepuh, suatu adaptasi film karya Niki Kosasih dari serial sandiwara radio yang populer
pada awal 1990-an. Film ini sebetulnya lebih berfokus pada sejarah Pajajaran namun berkait
dengan Majapahit pula.
Walisongo, sinetron Ramadhan tahun 2003 yang berlatar Majapahit di masa Brawijaya V
hingga Kesultanan Demak di zaman Sultan Trenggana.
[sunting] Referensi
1. ^ Johns, A.H. (1964). "The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography".
The Journal of Asian Studies 24 (1): 91–99.
2. ^ a b c d M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Edisi ke-3. Diterjemahkan oleh S.
Wahono dkk. Jakarta: Serambi, 2005, hlm. 55.
3. ^ Groeneveldt, W.P. Historical Notes on Indonesia and Malaya: Compiled from Chinese Sources.
Djakarta: Bhratara, 1960.
4. ^ a b c d e f Ricklefs (2005), hlm. 56.
5. ^ Poes
II. Jaka
6. ^ a b Po
7. ^ Rickl
8. ^ a b Sc
Edition
9. ^ Poes
10. ^ Poes
11. ^ Poes
12. ^ Poes
13. ^ Nasti
Jender
14. ^ Rickl
15. ^ Frien
Harvar
[suntin
Kakaw
Parara
Keraja
Sejara
Gajah
[suntin
Lihat g
(id) S
(en) M
Majapa
(id) D
Kera
sponegoro,
arta: Balai P
oesponegor
efs (2005),
choppert, P
s, 33–34. IS
sponegoro &
sponegoro &
sponegoro &
sponegoro &
iti, Titi Surti.
ral Sejarah d
efs, hlm. 36
nd, Theodor
rd University
ng] Lihat
win Nagara
aton
aan Singha
ah Nusanta
Mada
ng] Pran
galeri meng
Situs resm
Memories
ahit.
Diskusi ten
ajaan
M.D., Notos
Pustaka, 199
ro & Notosu
hlm. 57.
., Damais, S
SBN 962-59
Notosusan
Notosusan
Notosusan
Notosusan
. Prasasti M
dan Purbak
63
re. Indonesia
y Press, p.1
t pula
kretagama
asari
ara
ala lua
genai Maja
i oleh Dire
of Majapah
ntang Perse
Dharm
susanto, N.
90, hlm. 436
usanto (1990
S. (1997). in
93-232-1.
nto (1990),
nto (1990),
nto (1990),
nto (1990),
Majapahit, da
ala. Jum'at,
an Destinies
9. ISBN 0-6
a
r
apahit di W
ktorat Pen
hit - memua
eteruan Mi
masra
(editor utam
6.
0), hlm. 448
n Di dalam D
hlm. 220.
hlm. 434-43
hlm. 431-43
hlm. 451-45
alam situs w
, 22 Juni 20
s. Cambridg
674-01137-6
Wikimedia C
inggalan P
at sejarah
ing dan Ma
aya
ma). Sejarah
8-451.
Didier Millet
35.
32.
56.
www.Majapa
07.
ge, Massac
6.
Commons.
Purbakala D
dan ketera
ajapahit
h Nasional I
(editor):: Ja
ahit-Kingdom
husetts and
Depbudpar
angan situs
Indonesia. E
ava Style. P
m.com dari
d London: B
r RI
s-situs pen
Edisi ke-4. J
Paris: Periplu
Direktorat
elknap Pres
inggalan
Jilid
us
ss,
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kerajaan Dharmasraya atau Kerajaan Melayu Jambi adalah kerajaan yang terletak di
Sumatra, berdiri sekitar abad ke-11 Masehi. Lokasinya terletak di selatan Sawahlunto,
Sumatera Barat sekarang, dan di utara Jambi.
Hanya ada sedikit catatan sejarah mengenai Dharmasraya ini. Diantaranya yang cukup
terkenal adalah rajanya yang bernama Shri Tribhuana Raja Mauliwarmadhewa (1270-1297)
yang menikah dengan Puti Reno Mandi. Sang raja dan permaisuri memiliki dua putri, yaitu
Dara Jingga dan Dara Petak.
Setelah Kerajaan Sriwijaya musnah di tahun 1025 karena serangan Kerajaan Chola dari India,
banyak bangsawan Sriwijaya yang melarikan diri ke pedalaman, terutama ke hulu sungai
Batang Hari. Mereka kemudian bergabung dengan Kerajaan Melayu Tua yang sudah lebih
dulu ada di daerah tersebut, dan sebelumnya merupakan daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya.
Pada tahun 1088, Kerajaan Melayu Jambi menaklukan Sriwijaya. Situasi jadi berbalik di mana
daerah taklukannya adalah Kerajaan Sriwijaya.
Daftar isi
[tampilkan]
[sunting] Dara Jingga
Di tahun 1288, Kerajaan Dharmasraya, termasuk Kerajaan Sriwijaya, menjadi taklukan
Kerajaan Singhasari di era Raja Kertanegara, dengan mengirimkan Adwaya Brahman dan
Senopati Mahesa Anabrang, dalam ekspedisi Pamalayu 1 dan 2. Sebagai tanda
persahabatan, Dara Jingga menikah dengan Adwaya Brahman dari Kerajaan Singasari
tersebut. Mereka memiliki putra yang bernama Adityawarman, yang di kemudian hari
mendirikan Kerajaan Pagaruyung, dan sekaligus menjadi penerus kakeknya,
Mauliwarmadhewa sebagai penguasa Kerajaan Dharmasraya berikut jajahannya, termasuk
eks Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Anak dari Adityawarman, yaitu Ananggawarman,
menjadi penguasa Palembang di kemudian hari. Sedangkan Dara Jingga dikenal sebagai
Bundo Kandung/Bundo Kanduang oleh masyarakat Minangkabau.
[sunting] Dara Petak
Di tahun 1293, Mahesa Anabrang beserta Dara Jingga dan anaknya, Adityawarman, kembali
ke Pulau Jawa. Dara Petak ikut dalam rombongan tersebut. Setelah tiba di Pulau Jawa
ternyata Kerajaan Singasari telah musnah, dan sebagai penerusnya adalah Kerajaan
Majapahit. Oleh karena itu Dara Petak dipersembahkan kepada Raden Wijaya, yang
kemudian memberikan keturunan Raden Kalagemet yang bergelar Sri Jayanegara setelah
menjadi Raja Majapahit kedua.
[sunting] Referensi
[sunting] Pranala luar
Kerajaan Pajajaran
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu yang diperkirakan beribukotanya di
Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam naskah-naskah kuno nusantara, kerajaan ini sering
pula disebut dengan nama Negeri Sunda, Pasundan, atau berdasarkan nama ibukotanya
yaitu Pakuan Pajajaran. Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan tahun
923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam prasasti Sanghyang Tapak.
Sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas dari kerajaan-kerajaan pendahulunya di daerah Jawa
Barat, yaitu Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, dan Kawali. Hal
ini karena pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari kerajaan-kerajaan
tersebut. Dari catatan-catatan sejarah yang ada, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan ini; antara
lain mengenai ibukota Pajajaran yaitu Pakuan. Mengenai raja-raja Kerajaan Pajajaran,
terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad Pajajaran, Carita Parahiangan, dan
Carita Waruga Guru.
Selain naskah-naskah babad, Kerajaan Pajajaran juga meninggalkan sejumlah jejak
peninggalan dari masa lalu, seperti:
Prasasti Batu Tulis, Bogor
Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi
Prasasti Kawali, Ciamis
Tugu Perjanjian Portugis (padraõ), Kampung Tugu, Jakarta
Taman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.
[sunting] Raja Raja Pajajaran
1. Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521)
2. Surawisesa (1521 – 1535)
3. Ratu Dewata (1535 – 1543)
4. Ratu Sakti (1543 – 1551)
5. Raga Mulya (1567 – 1579)
Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan sunda lainnya,
yaitu Kesultanan Banten.
Berakhirnya jaman Pajajaran (1482 - 1579), ditandai dengan diboyongnya PALANGKA
SRIMAN SRIWACANA (Tempat duduk tempat penobatan tahta) dari Pakuan ke
Surasowan di Banten oleh pasukan MAULANA YUSUF.
Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa di boyong ke Banten karena tradisi politik
waktu itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di
Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu,
Maulana Yusuf merupakan penerus kekuasaan Pajajaran yang "sah" karena buyut
perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja.
Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton
Surasowan di Banten. Karena mengkilap, orang Banten menyebutnya WATU GIGILANG.
Kata Gigilang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.
Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang meninggalkan kraton lalu
menetap di daerah Lebak. Mereka menerapkan tata cara kehidupan lama yang ketat, dan
sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy.
[sunting] Sumber
Saleh Danasasmita. 1983. Sejarah Bogor (Bagian I). PEMDA DT II Bogor
(id)Kerajaan Melayu Jambi di MelayuOnline.com
Kerajaan Blambangan
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kerajaan Blambangan adalah kerajaan yang berpusat di kawasan Blambangan, sebelah
selatan Banyuwangi. Raja yang terakhir menduduki singgasana adalah Prabu Minakjinggo.
Kerajaan ini telah ada pada akhir era Majapahit. Blambangan dianggap sebagai kerajaan
bercorak Hindu terakhir di Jawa.
Sebelu
penaklu
menyeb
pernah
ragam
pada be
Kes
Dari Wik
(Dialihka
Profil Ba
koleksi
m menjadi
ukan keraja
babkan me
masuk pa
bahasa ya
erbagai be
sultana
kipedia Indo
an dari Keraja
angsawan B
Museum La
kerajaan b
aan Matara
engapa kaw
da budaya
ng cukup b
entuk kesen
an Ba
onesia, ensi
aan Banjar)
Banjar sekita
ambung Ma
berdaulat,
am Islam te
wasan Blam
a Jawa Ten
berbeda de
nian tari ya
njar
iklopedia be
ar tahun 18
ngkurat.
Blambanga
erhadap Bl
mbangan (
ngahan, se
engan baha
ang berasa
ebas berbah
50
Loka
Berdi
Didah
Digan
Ibu ko
Bahas
Agam
Peme
-Raja
-Raja
Sejara
-Didiri
-Zama
-Krisis
an termasu
lambangan
dan Banyu
hingga kaw
asa Jawa b
l dari wilay
hasa Indone
Berka
asi ibu kota Ke
ri 1
hului oleh K
ntikan oleh P
ota K
MBKS
sa B
ma I
erintahan
pertama
terakhir
MSS
ah
ikan
an kejayaan
s suksesi
111
uk wilayah
n tidak berh
uwangi pad
wasan ters
baku. Peng
yah Blamba
esia.
Ban
as:Locator Kes
esultanan Banj
1526-1860
Kerajaan Nega
Pagustian
Kuin, Banjarm
Muara Tamba
Batang Banyu
Kayu Tangi (K
Sungai Mesa,
Banjar
Islam
Monarki
Sultan Surians
Sultan Tamjidu
1526
1778-1857
1860
Kerajaan B
hasil. Inilah
da umumny
ebut hingg
garuh Bali j
angan.
njar
sultanan Banja
jar di bagian s
ara Daha
masin
ngan, Martapu
u, Martapura
Karang Intan)
Banjarmasin
syah (1526-15
ullah Alwazikh
Bali. Usaha
h yang
ya) tidak
ga kini mem
juga tampa
ar.png
selatan Kalima
ura
550)
h Billah (1857-
a
miliki
ak
antan
-1860)
Profil ga
Kesulta
di Kalim
dipinda
disebut
Ketika i
Banjar
kerajaa
Daha S
Daftar is
[tampilkan
[sunting
Kerajaa
yang be
semula
panger
Sebelu
berada
yang di
adis Banjar
anan Banj
mantan Sel
ahkan ke M
t juga Kera
ibukotanya
masin. Ke
an Hindu ya
Selatan, Hu
i
n]
g] Sejar
an Negara
erkeduduk
a dipimpin s
an Majapa
m Kerajaa
di kota Ta
idirikan suk
sekitar tahu
jar (24 Sep
latan. Kesu
Martapura d
ajaan Kayu
a masih di B
esultanan B
ang beribu
ulu Sungai
rah
Daha mer
an di kota
seorang Ra
ahit, yaitu P
n Negara D
anjung, Tab
ku Dayak M
un 1850 kole
ptember 15
ultanan ini
dan sekitarn
Tangi.
Banjarmas
Banjar meru
kota di kota
Selatan da
upakan ke
Amuntai, H
aja Puteri J
Pangeran S
Dipa sudah
balong yan
Maanyan d
eksi Museu
526 s.d 11
semula be
nya (kabup
sin, maka k
upakan pe
a Negara,
an terakhir
lanjutan da
Hulu Sunga
Junjung Bu
Suryanata (
h berdiri se
g didirikan
i lembah s
m Lambung
Juni 1860)
ribukota di
paten Banja
kesultanan
nerus dari
sekarang m
ibukotanya
ari Kerajaa
ai Utara. M
uih yang ke
Raden Pu
ebelumnya
suku Mela
ungai Taba
g Mangkura
) adalah ke
i Banjarma
ar). Ketika
ini disebut
Kerajaan N
merupakan
a di Maram
n Negara D
enurut Hik
emudian m
tra).
Kerajaan T
ayu dan Ke
along.
t.
esultanan y
sin kemud
beribukota
t Kesultan
Negara Da
n ibukota k
mpiau, Marg
Dipa, keraj
kayat Banja
enikah den
Tanjung Pu
erajaan Nan
yang terdap
ian
a di Martap
an
aha yaitu
ecamatan
gasari.
aan Hindu
ar, Kerajaa
ngan seora
uri, yang
n Sarunai
pat
pura
n ini
ang
Kerajaan Nan Sarunai masih merupakan kerajaan satu etnik tertentu saja (Maanyan),
sedangkan Kerajaan Negara Dipa merupakan kerajaan multi-etnik pertama di daerah ini.
[sunting] Surat Kepada Sultan Demak (Sultan Trenggono)
Datang Patih Balit itu membawa surat Sultan Demak, maka disuruh baca oleh Mangkubumi.
Bunyinya:
”Salam sembah putra andika pangeran di Banjarmasih sampai kepada Sultan Demak. Putra
andika mencatu nugraha tatulung bantu tatayang sampiyan, karena putra andika barabut
karajaan lawan patuha itu namanya Pangeran Tumenggung. Tiada dua-dua putra andika
mancatu nugraha tatulung bantu tatayang sampiyan. Adapun lamun manang putra andika
mangawula kepada andika. Maka persembahan putra andika: intan sapuluh, pekat saribu
gulung, tatudung saribu buah, damar batu saribu kindai, jaranang sapuluh pikul, lilin sapuluh
pikul.
Demikianlah bunyinya surat itu. Maka sembah Patih Balit: ”Tiada dua-dua yang diharap putra
andika nugraha sampiyan itu”. Banyak tiada tersebut. Maka kata Sultan Demak: Mau aku itu
membantu lamun anakku Raja Banjarmasih itu masuk Islam. Lamun tiada masuk Islam tidak
mau aku bertulung. Patih Balit kembali dahulu berkata demikian, maka kata Patih Balit:
”hinggih”. (J.J. Ras, Hikajat Bandjar: A Study in Malay Histiographi,…hlm 428)
[sunting] Raja-raja Banjarmasin
1. Raja I adalah Sultan Suriansyah, dimakamkan di Komplek
Makam Sultan Suriansyah
2. Raja II adalah Sultan Rahmatullah, dimakamkan di Komplek
Makam Sultan Suriansyah
3. Raja III adalah Sultan Hidayatullah, dimakamkan di Komplek
Makam Sultan Suriansyah
4. Raja IV adalah Sultan Mustainbillah
5. Raja V adalah Sultan Inayatullah, dimakamkan di Kampung
Keraton, Martapura, Banjar
6. Raja VI adalah Sultan Saidullah
7. Raja VII adalah Sultan Tahalidullah
8. Raja VIII adalah Sultan Amirullah Bagus Kusuma
9. Raja IX adalah Sultan Agung
10. Raja X adalah Sultan Amirullah Bagus Kusuma (kedua kali)
11. Raja XI adalah Sultan Hamidullah
Makam
[sunting
No.
1 15
2 15
3 15
4 15
5 16
6 16
7 16
8 16
9 16
10 16
11 ±1
12 17
Sultan Sula
g] Nama
Masa
520-1550 SS
550-1570 S
570-1595 S
595-1620 S
620-1637 S
637-1642 SA
642-1660 T
A
660-1663 A
663-1679 AA
680-±1700 A
700-1734 S
734-1759 S
aiman Saidu
a-Nama
Sultan
Sultan
Suriansyah
Sultan
Hidayatullah
Sultan
Rahmatullah
Sultan
Mustainbillah
Sultan
Inayatullah
Saidullah(Sai
Allah)
Tahlilullah (Ta
Allah)
Amirullah Bag
Kusuma
Pangeran Dip
Anom(Sultan
Agung)
Amirullah Bag
Kusuma
Sultan
Hamidullah
Sultan
12. Raja
13. Raja
14. Raja
15. Raja
16. Raja
di Ka
17. Raja
ullah di Des
a Sultan
*Raja p
Banjarm
Abang,
Gelar la
Gelar la
Gelar la
Billah/M
Gelar la
id Gelar la
ahlil Gelar la
Allah/P
gus * Nama
pati * Meng
memind
Panger
gus * Naik t
Gelar la
XII adalah
XIII adalah
XIV adala
XV adalah
XVI adala
ampung Ja
XVII adala
a Lihung, K
n Banja
pertama Kesu
masin memel
beliau cucu M
ain : Panemb
ain : Panemb
ain : Marhum
Musta Ayinubi
ain : Ratu Agu
ain : Wahidull
ain :Pangeran
angeran Ratu
a lain : Tahmid
kudeta Amiru
dahkan peme
ran Surianata
tahta kedua k
ain : Sultan K
h Sultan Ta
h Sultan M
h Susuhun
h Sultan Su
h Sultan A
wa, Martap
ah Sultan T
Karang Intan
ar
K e
ultanan Banjar
uk Islam 24 S
Maharaja Suk
ahan Batu Pu
ahan Batu Ira
Panembahan
illah/Mustain
ung/Ratu Lam
lah/Ratu Anum
n Tapasana/P
u/Panembaha
dullah (Tahm
ullah Bagus K
erintahan ke S
kalinya setelah
Kuning
amjidullah
Muhammad
nan Nata A
ulaiman Sa
Adam Alwas
pura, Banja
Tamjidullah
n, Banjar.
t e r a n g a n
r yang mendi
September 15
karama dari K
utih.
ang;
n/Panembaha
Allah/Mustain
ma.
m/Ratu Anum
Pangeran Man
an Sepuh/Tah
idullah I)/Pan
Kusuma denga
Sungai Pange
h merebut ke
Aliuddin A
Alam
aidullah
sikh Billah,
ar
h Alwasikh
rikan kerajaa
526 digelari S
Kerajaan Neg
an Marhum/M
n Ziullah/Raja
mdullah.
ngkubumi/Ra
halidullah.
nembahan Ku
an bantuan s
eran, Banjarm
embali dari Su
Aminullah
dimakamk
Billah
nnya di Kuin,
Sunan Batu
gara Daha.
Mustakim
a Maruhum.
akyat
uning
uku Biaju,
masin. Gelar la
ultan Agung
kan
ain :
Tamjidullah
(Tamjidullah I)
13 1759-1761
Sultan
Muhammad
Aliuddin
Aminullah
* Mengkudeta pamannya Sultan Tamjidullah. Gelar lain : Sultan
Aminullah/Muhammad Iya'uddin Aminullah/Muhammad Iya'uddin Amir
ulatie
14 1761-1801
Panembahan
Kaharuddin
Halilullah
* Semula sebagai wali Putra Mahkota, tetapi mengangkat dirinya sebagai
Sultan. Gelar lain : Sultan Tahmidullah II/ Susuhunan Nata Alam
(1772)/Pangeran Nata Dilaga/Pangeran Wira Nata/Pangeran Nata
Negara/Akamuddin Saidullah(1762)/Amirul Mu'minin
Abdullah(1762)/Sulaiman Saidullah(1787)/Panembahan Batu
(1797)/Panembahan Anum. Mengadakan kontrak dengan Hindia Belanda
tahun 1787
15 1801-1825 Sultan Sulaiman
Saidullah
* Mendapat gelar Sultan sejak tahun 1767 ketika berusia 6 tahun dari
ayahnya Susuhunan Nata Alam
16 1825-1857 Sultan Adam
Alwasikh Billah
* Mendapat gelar Sultan sejak tahun 1782. Ketika wafatnya terjadi krisis
suksesi, Belanda menginginkan Pangeran Tamjidullah sebagai Sultan
Banjar, tetapi rakyat dan pembesar istana menghendaki Pangeran
Hidayatullah
17 1857-1860
Sultan
Tamjidullah
Alwasikh Billah
* Pada 11 Juni 1860, Residen I.N. Nieuwen Huyzen menetapkan
penghapusan pemerintahan Kerajaan Banjar, Pangeran Tamjid diasingkan
ke Bogor, mangkubumi Pangeran Hidayatullah diasingkan ke Cianjur
18 1862-1862 Pangeran
Antasari
* Meneruskan Kesultanan Banjar di Menawing, Murung Raya, pedalaman
Barito. Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, wafat 11 Oktober 1862
karena penyakit cacar
19 1862-1905
Sultan
Muhammad
Seman
* Pemerintahan Pagustian, meneruskan perjuangan Pangeran Antasari
melawan kolonial Belanda, gugur 24 Januari 1905 ditembak Belanda.
Sultan yang patriotik ini dianggap oleh orang Banjar sebagai Sultan terakhir
[sunting] Tokoh dan Peranan
Patih Masih
Patih Kuin
Patih Balit
Patih Balitung
Patih Muhur
Patih Tiup
Patih Rumbih
Patih Bahandang Bulau
Khatib Dayan
Khatib Banun
Nyai Diang Lawai
Sorang
Kiai Marta Sura
Kiai Dipondok
Kiai Suta Sami
Pangeran Dipati Tuha
Pangeran Dipati Anum
Pangeran Agung
Nyai Ratu Komala Sari
Ratu Siti
Nyai Besar Aminah
[sunting] Pranala
(id)Kerajaan Banjar
(id)Sejarah Kerajaan Banjar di MelayuOnline.com
Kerajaan Negara Daha
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kerajaan ini tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Daha
di
Jawa,
yang
lebih
diken
al
seba
gai
Keraj
aan
Jang
gala.
Banjar
Berkas:Locator Kerajaan Negara Daha.png
Lokasi ibu kota Kerajaan Negara Daha di pedalaman
Kalimantan Selatan
Berdiri 1400-1526
Didahului oleh Kerajaan Negara Dipa
Digantikan oleh Kesultanan Banjar
Ibu kota dan
Bandar
Perdagangan
Nagara, Hulu Sungai Selatan
Marampiau, Tapin
Bandar Muara Bahan, Barito Kuala (Bandar
Perdagangan)
Bahasa Banjar Klasik
Agama Syiwa-Buddha
Pemerintahan
-Raja pertama
-Raja terakhir
Monarki
Maharaja Sari Kaburangan sejak ±1400
Maharaja Tumenggung sampai tahun 1526.
Sejarah
-Didirikan
-Zaman kejayaan
-Krisis suksesi
1400
1400-1526
1526
Artefak y
Lambun
Kerajaa
Buddha
ibukota
Daha S
(kecam
lokasi s
berada
Barito K
Kerajaa
Negara
Amunta
percaba
menjad
sungai
menghi
arah hil
dengan
dipinda
Raja-ra
yang ditemu
ng Mangkura
an Negara
a)yang pern
kerajaan i
Selatan, Hu
atan Cand
situs Candi
di Bandar
Kuala).
an Negara
a Dipa yang
ai, Hulu Su
angan sung
i sungai Ta
Pamintang
ndari bala
ir sungai N
n nama yan
hkan yaitu
aja Negara
ukan di situs
at.
a Daha ada
nah berdiri
ni semula
ulu Sungai
di Laras Se
Laras, sed
Muara Bah
Daha meru
g berkedud
ngai Utara
gai Bahan
abalong da
gan (sunga
bencana ib
Negara (sun
ng baru ses
Kerajaan
Daha anta
s Candi Lar
alah sebua
di Kaliman
berada di k
Selatan) da
latan, Tapi
dangkan B
han (sekar
upakan kel
dukan di Ca
. Yang terl
(sungai Ne
an sungai B
ai kecil ana
bukota ker
ngai Bahan
suai letak i
Negara Da
ara lain:
ras koleksi M
h kerajaan
ntan Selata
kota Negar
an terakhir
in) berdeka
andar perd
rang kota M
lanjutan da
andi Agung
etak di sek
egara) yan
Balangan d
k sungai N
rajaan dipin
n) sehingga
bukotanya
aha.
Museum
Hindu (Sy
an. Pusat
ra (kecama
r di Maram
atan denga
dagangan
Marabahan
ari Kerajaan
g, kota
kitar
g bercaban
dan sekitar
Negara). Un
ndahkan ke
a disebut
ketika
yiwaatan
piau
an
n,
n
ng
ntuk
e
1. Maharaja Sari Kaburangan (Raden Sekar Sungsang)
anak dari pasangan Pangeran Aria Dewangga dan Putri
Kabuwaringin puteri dari Lambung Mnagkurat.
2. Maharaja Sukarama, kakek dari Sultan Suriansyah
(Raja I dari Kerajaan Banjar )
3. Maharaja Mangkubumi
4. Maharaja Tumenggung
5. Kerajaan Kuripan
6. Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
8. Artikel ini mengenai Kerajaan Kuripan di Kalimantan Selatan. Untuk artikel kerajaan
dengan nama sama di Jawa Timur, lihat Kerajaan Kahuripan.
9. Kerajaan Kuripan, atau disebut pula Kahuripan, adalah kerajaan kuno yang
beribukota di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
10. Menurut Tutur Candi, Kerajaan Kahuripan adalah kerajaan yang lebih dulu berdiri
sebelum Kerajaan Negara Dipa di Hulu Sungai Utara yang didirikan Empu Jatmika.
Karena raja Kerajaan Kahuripan menyayangi Empu Jatmika sebagai anaknya sendiri
maka setelah dia tua dan mangkat kemudian seluruh wilayah kerajaannya (Kahuripan)
dinamakan sebagai Kerajaan Negara Dipa, yaitu nama daerah yang didiami oleh Empu
Jatmika. (Fudiat Suryadikara, Geografi Dialek Bahasa Banjar Hulu, Depdikbud, 1984)
11. Kerajaan Kahuripan yang dimaksud di sini adalah kerajaan yang terdapat di Kalimantan
Selatan, di samping ada pula Kerajaan Kahuripan yang merupakan kerajaan yang
terdapat di Jawa Timur sebelum munculnya Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Tulang Bawang
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kerajaan Tulang Bawang adalah salah suatu kerajaan Hindu tertua di Nusantara di samping
kerajaan Melayu, Sriwijaya, Kutai dan Tarumanagara. Kerajaan yang berlokasi di sekitar
Kabupaten Tulang Bawang, Lampung sekarang. Tidak banyak catatan sejarah yang
memberikan keterangan mengenai kerajaan ini. Catatan Tiongkok kuno dari pertengahan
abad ke-4 menyebutkan bahwa Fa-Hien, seorang peziarah Buddha, pernah singgah di To-
Lang P'o-Hwang (Tulang Bawang), suatu kerajaan yang makmur di pedalaman Chrqse
(Sumatera).[1]
Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan pusat kerajaan Tulang Bawang, namun ahli
sejarah Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan ini terletak di hulu Way Tulang
Bawang (antara Menggala dan Pagardewa) kurang lebih dalam radius 20 km dari pusat kota
Menggala.[1]
Seiring dengan makin berkembangnya kerajaan Che-Li-P'o Chie (Sriwijaya), nama dan
kebesaran Tulang Bawang sedikit demi sedikit semakin pudar. Akhirnya sulit sekali
mendapatkan catatan sejarah mengenai perkembangan kerajaan ini.[1]
[sunting] Referensi
[sunting] Sumber
1. ^ a b c (id)Sejarah Tulang Bawang di situs Kabupaten Tulang
Bawang
[sunting] Lihat juga
Kabupaten Tulang Bawang
Kerajaan Sriwijaya
[sunting] Pranala luar
Sejarah Kabupaten Tulang Bawang
Pusat Kerajaan Tulang Bawang Diteliti
Kerajaan Hindu/Buddha
Kerajaan Salakanagara
Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Kutai
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sunda dan Kerajaan
Galuh
Kerajaan Kalingga
Kerajaan Keritang
Kerajaan Mataram (Mataram
Kuno)
Kerajaan Medang
Kerajaan Kediri
Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Janggala
Kerajaan Singasari
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Dharmasraya
Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Blambangan
Kerajaan Sailendra
Kerajaan Sanjaya
Kerajaan Isyana
Kerajaan Banjar
Kerajaan Negara Daha
Kerajaan Negara Dipa
Kerajaan Tanjung Puri
Kerajaan Nan Sarunai
Kerajaan Kuripan
Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Kahuripan